Catatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu juga meningkat kita dibandingkan dengan pertumbuhan di kuartal I-2019 sebesar 5,02%.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu lantaran banyaknya moment yang mendorong konsumsi di kuartal II-2019. Seperti Ramadhan, Lebaran, Pemilu hingga pencairan THR.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Konsumsi tumbuh positif lantaran banyak peristiwa terjadi, ada Ramadhan, Lebaran, Pemilu, dan dibarengi dengan inflasi yang terkendali. Banyak indikatornya, misalnya dari penjualan eceran 5,54% tumbuh lebih kuat," terangnya di gedung BPS Pusat, Jakarta, Senin (5/8/2019).
Jika dilihat secara rinci dari sisi komponen konsumsi rumah tangga paling besar di kesehatan dan pendidikan yang tumbuh 6,63% secara tahunan (yoy). Lebih tinggi dari pertumbuhan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,47%.
Kemudian ada sektor restoran dan hotel yang tumbuh 5,82%. Pertumbuhannya juga lebih tinggi dari kuartal II-2018 sebesar 5,67%.
Lalu, sektor makanan dan minuman masih tumbuh 5,39%. Angka itu naik dari pertumbuhan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar 5,37%.
Sisanya sektor pakaian, alas kaki, dan jasa perawatan tumbuh 5,09% dan sektor perumahan dan perlengkapan rumah tangga sebesar 5,04%.
Hanya sektor transportasi dan komunikasi yang mengalami penurunan di komponen rumah tangga, dari 5,37% di kuartal II-2018 jadi 4,67%.
Menurut Suhariyanto, penurunan sektor tersebut lantaran adanya penurunan dari sisi jumlah penumpang pesawat sebesar 20,17% di kuartal II-2019.
"Untuk transportasi dan komunikasi ini melambat. Ini karena dua indikator, penjualan whole sale motor dan motor yang melambat, kemudian jumlah penumpang angkutan udara yang turun 20,17 persen, meskipun penumpang angkutan laut dan kereta api masih tumbuh year on year-nya," tutupnya.
(das/zlf)