"Saya kan rekomtek (Kementan yang mengeluarkan rekomtek), rekomteknya sekarang sudah 20 ribu," kata Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Kasdi Subagyono di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Untuk mengejar target 200 ribu Ha, Kasdi mengatakan pihaknya akan melibatkan lebih banyak lembaga survei untuk percepatan penerbitan rekomtek ini.
"Iya, kita kejar. Ini mau nanti dengan lembaga-lembaga survei juga kita libatkan supaya mempercepat proses rekomtek dan juga replantingnya," jelas Kasdi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Dono Boestomi memaparkan, lembaga survei atau surveyor sendiri berperan sebagai pihak yang membantu Kementan dalam percepatan penerbitan rekomtek.
"Dia (surveyor) yang menyiapkan rekomendasi teknisnya. Jadi kekurangan apa yang mereka lihat, jadi membantu Direktorat Jenderal untuk mempercepat rekomendasi teknis. Jadi ada dinas di daerah," terang Dono.
Nantinya, surveyor yang akan menilai pihak-pihak mana yang berhak mendapatkan rekomtek berdasarkan kebijakan dari pemerintah.
Selain itu, dalam rakor dengan Darmin tersebut Kementan dan BPDPKS juga membahas prediksi cuaca yang menentukan waktu tanam sawit tersebut.
"Tadi juga prediksi iklim sama kapan bisa dimulai dengan sawitnya kapan mulai replanting," papar Dono.
Kemudian, Kasdi mengatakan pihaknya berencana untuk memulai replanting atau peremajaan kebun sawit dari provinsi Aceh dan Sumatera Utara.
Ini (rakor) hubungan antara prediksi iklim dengan kapan harus replanting. Itu tadi menunggu. Mungkin kita akan mulai lebih awal di Aceh, Sumatera Utara gitu. Kita lihat rekomteknya," pungkas Kasdi.
Baca juga: Padi Hibrida Bisa Tekan Impor Beras, Tapi... |
(fdl/fdl)