Misalnya pada subsektor tanaman pangan, program terobosan upaya khusus padi, jagung, dan kedelai (Upsus Pajale) mampu meningkatkan produksi padi dan jagung secara signifikan.
"Dalam subsektor hortikultura, pemerintah juga terus mendorong peningkatan produksi hortikultura melalui bantuan benih unggul dan kebijakan pengendalian impor. Pada subsektor peternakan, kami memacu peningkatan produksi dan populasi ternak sapi dan kerbau melalui program Upsus SIWAB (Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting) sehingga mampu meningkatkan populasi ternak hampir 3,8 juta ekor," ujar Kuntoro dalam keterangannya, Kamis (8/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain program jangka pendek, Kuntoro juga mengatakan bahwa Kementan menyiapkan program terobosan jangka panjang selama 5 tahun ke depan. Program tersebut ialah Bun500 untuk penyediaan sebanyak 500 juta batang benih unggul perkebunan.
"Semua upaya ini untuk meningkatkan produktivitas perkebunan menjadi berlipat-lipat," katanya.
Menurut Kuntoro, program dan kebijakan pembangunan pertanian saat ini secara tidak langsung mampu mendongkrak dan berkontribusi nyata pada pertumbuhan ekonomi nasional. Rentetan catatan kenaikan ini bisa dilihat dari periode 2013-2017 yang akumulasi tambahan nilai PDB-nya mampu mencapai Rp 1.375 triliun atau naik 47%.
"Selain tumbuh positif, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional juga semakin penting dan strategis. Ini terlihat dari kontribusinya yang semakin meningkat. Sektor pertanian menjadi semakin penting karena turut berperan pada terkendalinya inflasi dan penurunan jumlah penduduk miskin," ujar Kuntoro.
Sebelumnya, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan bahwa PDB di sektor pertanian mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir. Misalnya pada catatan tahun 2017 dan 2018, PDB sektor pertanian saat itu tumbuh sebesar 3,7% atau melampaui target yang ditetapkan, yaitu sebesar 3,5%.
"Kenaikan juga terjadi pada awal tahun 2019 triwulan II di mana PDB sektor pertanian tumbuh sebesar 5,41% tanpa kehutanan dan perikanan. Angka ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan II tahun 2017 dan 2018 yang tumbuh masing-masing 3% dan 5,01%," kata Suhariyanto.
Suhariyanto mengatakan bahwa peningkatan PDB sektor pertanian tahun ini meliputi semua subsektor. Mulai dari subsektor tanaman pangan yang tumbuh 5,13%, hortikultura 6,11%, perkebunan 4,45%, dan peternakan 7,78%. Menurut Suhariyanto, pertumbuhan di triwulan II tahun-tahun sebelumnya menunjukkan kinerja sektor pertanian berjalan dengan baik, khususnya pada bagian subsektor tanaman pangan yang secara tidak langsung berdampak pada sisi produksi dan ketersediaan pangan dalam negeri.
"Membaiknya kinerja dan pertumbuhan PDB sektor pertanian pada triwulan II ini menyebabkan kontribusi PDB sektor pertanian terhadap PDB nasional membaik dan menduduki urutan kedua di bawah sektor industri, dan atas perdagangan, konstruksi serta pertambangan," ujar Suhariyanto.
(mul/mpr)