Direktur Jenderal Asia-Pasifik dan Afrika (Aspasaf) Kementerian Luar Negeri, Desra Percaya mengatakan, ada sejumlah kegiatan dalam acara ini. Salah satunya ialah kesepakatan bisnis antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan negara-negara Afrika.
"Dalam business deals akan dilakukan antara pihak BUMN Indonesia dan Afrika. Nilai total yang disepakati ini terus meningkat akan disampaikan pernyataan pers (hari) terakhir disampaikan Ibu Menlu," katanya di Kawasan Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Business deals mencakup pengerjaan konstruksi, farmasi, investasi pada sektor migas dan mineral, kerja sama pengolahan minyak nabati serta proyek transportasi," ujarnya.
Direktur Afrika Kemenlu Daniel TS Simanjuntak mengatakan, kesepakatan bisnis sesuai bidang masing-masing BUMN. Namun, dirinya belum menjelaskan secara detil.
Ada beberapa BUMN yang bakal ikut hajatan tersebut antara lain PT Wijaya Karya Tbk, PT INKA, PT PAL, PT Pertamina, dan PT Timah. Untuk Wijaya Karya kemungkinan akan membawa proyek rumah murah dan gedung.
"Memang bidang-bidang yang bisa dimasuki social housing, bisa gedung, mendukung suatu wilayah yang ingin kesediaan pasokan BBM-nya. Perlu infrastruktur BBM di wilayah tersebut. Itu yang bisa dilakukan BUMN kita," ujarnya.
Kemudian, untuk INKA kemungkinan membawa proyek kereta api. "Sesuai bidang masing-masing ya," katanya saat dikonfirmasi.
Lanjutnya, acara ini sebagai bagian dari rencana pemerintah untuk menembus pasar non tradisional.
"Pak Presiden kan mencanangkan pasar-pasar non tradisional. Itu kan dijalankan Bu Menlu. Indonesia Africa Infrastructure Dialogue ini suatu titik. Kita lihat waktu Indonesia Africa Forum 2018, kaya Wika INKA industri strategis, ini kelanjutan," tutupnya.
(zlf/zlf)