Mengutip Reuters, AS akan memberlakukan bea impor China yang bernilai US$ 250 miliar naik 30% dari sebelumnya 25% yang akan dimulai pada 1 Oktober 2019 atau saat peringatan berdirinya Republik Rakyat China.
Namun, Trump juga mengumumkan kembali kenaikan tarif untuk barang senilai US$ 300 miliar menjadi 15% dari sebelumnya 10%. Tarif ini akan berlaku pada 1 September 2019 hingga 15 September 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor perwakilan dagang AS mengonfirmasi tanggal pemberlakuan tarif tersebut. Pihaknya akan segera mengumumkan ke publik terkait pemberlakuan ada 1 Oktober 2019.
Sementara itu sejumlah asosiasi pengusaha mengaku tak suka dengan kenaikan tarif baru tersebut. Menurut mereka hal tersebut bisa mengganggu iklim bisnis.
"Tak mungkin bisnis bisa berjalan dengan iklim yang seperti ini. Pendekatan lain tak berhasil jika ini terjadi maka tak ada lagi pajak dari bisnis dan konsumen di AS. Kapan ini akan berakhir?," kata wakil presiden asosiasi eceran nasional, David French.
Trump akan bertemu dengan pimpinan negara G7 di Prancis. Ketegangan dagang dengan China akan menjadi salah satu pembahasan dalam pertemuan ini.
Pengumuman yang dilakukan Trump berpotensi menciptakan gonjang ganjing pada pasar keuangan AS. Pasalnya pengumuman tersebut dilakukan setelah pasar tutup.
Dalam cuitannya Trump menilai langkah balasan China disebut tidak mendukung sistem perdagangan yang adil dan seimbang. Hal tersebut justru menjadi beban yang berat untuk wajib pajak asal AS.
"Sebagai Presiden saya tak bisa membiarkan ini terjasi lagi!" tulis Trump.
(kil/hns)