Kalau kata peneliti ekonomi Indef Bhima Yudhistira, investor memang sudah saatnya untuk alihkan portofolio investasinya ke instrumen emas. Apalagi di tengah ketidakpastian ekonomi global, emas bisa memitigasi kerugian karena risikonya kecil.
Namun, Bhima juga mengingatkan pengalihan investasi ke emas jangan pernah lebih dari 80% dari total harta. Justru investor sebetulnya butuh instrumen jangka panjang, salah satunya yang cocok menurut Bhima adalah surat utang pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Investor perlu portofolio jangka panjang seperti surat utang pemerintah," lanjutnya.
Menurut prediksi Bhima, naiknya tren emas yang makin mengkilap ini bisa terjadi hingga 2020. Selama, perang dagang antara AS-China belum ada redanya, isu sinyal resesi AS makin kuat, hingga ekonomi global yang memang sedang keruh.
"Prediksi saya, bisa bertahan hingga 2020. Faktornya perang dagang AS China belum menunjukkan tanda-tanda berakhir. Sinyal resesi AS menguat, ekonomi global dalam ketidakpastian," kata Bhima.
Harga emas memang sedang meningkat, tadi pagi saja, logam mulia atau emas batangan milik PT Aneka Tambang Tbk (Antam) dijual Rp 774.000/gram. Harga itu naik Rp 9.000 dari posisi di hari Sabtu (24/8) kemarin yang berada di Rp 765.000/gram.
Harga tersebut tercatat yang paling tinggi dalam enam bulan terakhir. Sementara harga buyback atau pembelian kembali emas Antam hari ini naik Rp 8.000 ke level Rp 700.000/gram.
(ang/ang)