Kementerian Perhubungan (Kemenhub) pun heran dengan sikap bos taksi Malaysia tersebut. Padahal Indonesia tak mendiskreditkan negara lain.
"Ditanya saja yang teman-teman di Malaysia itu, kenapa bisa bicara seperti itu, padahal kan kita nggak ada untuk mendiskreditkan satu dengan yang lain," kata Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan Ahmad Yani di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun menyayangkan sikap bos taksi tersebut. Padahal Indonesia dan Malaysia adalah saudara serumpun.
"Saya kira intinya kita satu rumpun tidak usah menjelek-jelekkan satu rumpun ini, satu bangsa ini, satu bangsa itu memberikan statement yang nggak baik sehingga tidak menimbulkan kegaduhan. Saya kira itu yang paling penting," jelasnya.
Soal Gojek yang tidak diterima di Malaysia, Yani tak bisa berbicara banyak. Pasalnya itu menjadi urusan di negara tersebut.
"Kalau ojol nggak diterima di Malaysia ya itu tergantung negaranya bukan tergantung kita. Itu timnya mereka lah kenapa dia tidak menerima, itu alasannya dari mereka. Tapi kita memang masih membutuhkan angkutan seperti ojol itu," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, Pendiri Big Blue Taxi Shamsubahrin Ismail mengkritik Gojek. Bahkan ia menyinggung soal kemiskinan di Indonesia.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda (Malaysia) bukan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
"Di Indonesia, wanita dapat memeluk driver begitu saja tapi bagaimana dengan Malaysia? Apakah kita ingin melihat wanita kita memeluk driver di sana-sini?" tambahnya, seperti dikutip dari Free Malaysia Today.
(toy/ara)