Agen Bank Jadi Andalan Nelayan di Pelabuhan Papela Buat Transfer

Agen Bank Jadi Andalan Nelayan di Pelabuhan Papela Buat Transfer

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Rabu, 18 Sep 2019 11:45 WIB
Ilustrasi agen bank/Foto: Ari Saputra
Rote Ndao - Pelabuhan Papela yang dikembangkan mulai 2007 hingga 2015 menjadi salah satu pintu masuk menuju Pulau Rote melalui jalur laut. Di sinilah tempatnya kapal barang, penumpang, maupun nelayan bersandar.

Tak jauh dari lokasi pelabuhan, terdapat sebuah kios yang menjual beragam macam makanan dan minuman. Kios ini pun menjadi kepanjangan dari bank BRI dengan layanan BRILink.

Sang pemilik, Abu Hasan Azhari (54), mengaku sudah menjadi agen BRILink sejak 4 tahun lalu. Alasannya adalah untuk membantu masyarakat di Papela yang ingin melakukan transfer uang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Kalau bank jauh dari sini ke Ba'a sama Pantai Baru. Ke pantai baru (ongkosnya) Rp 30 ribu, ke Ba'a kebetulan kalau ada, numpang itu Rp 50 ribu," ujarnya saat ditemui di kiosnya belum lama ini.

Jarak antara Papela dengan Ba'a kurang lebih 53 km. Sementara jarak Papela ke Pantai Baru sekitar 17 km. Angkutan umum pun tak banyak. Oleh karena itu ongkos untuk ke kedua daerah pun tersebut cukup tinggi.

Menurut Abu, sebagai agen BRILink dirinya lebih sering melayani para nelayan untuk Pelabuhan Papela yang jaraknya hanya selemparan batu, untuk transfer. Layanan tersebut juga banyak dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengirimkan uang kepada anaknya yang sekolah atau kuliah di Kupang.

"Rata-rata nelayan di sini cari ikannya di perbatasan. Keluarganya di Sulawesi Selata, ada yang di Nusa Tenggara," ujarnya.


Selain untuk membantu nelayan dan warga sekitar, menjadi agen BRILink pun bisa mendatangkan pendapatan tambahan. Dalam sebulan ia bisa menerima 20 hingga 100 transaksi. Tak hanya transfer, ada pula menabung, tarik tunai, atau pembayaran lainnya.

"Keuntungan per bulan kalau lagi banyak lumayan. Paling kecil Rp 2 juta, kalau paling banyak Rp 5 juta," ungkap Abu.

Sementara dari usaha kiosnya, ia bisa mendapatkan omzet Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per bulan.

"Tergantung perahu yang datang saja. Kalau angin full tidak terlalu banyak juga, mereka ambil barang-barang (makanan) dari saya," pungkasnya.


detikcom bersama Bank BRI mengadakan program Tapal Batas yang mengulas mengenai perkembangan infrastruktur, ekonomi, hingga wisata di beberapa wilayah terdepan. Untuk mengetahui informasi dari program ini ikuti terus berita tentang Tapal Batas di tapalbatas.detik.com!


(prf/hns)

Hide Ads