Pasar yang baru dibangun beberapa tahun terakhir ini masih tampak apik. Bangunannya terbilang megah untuk ukuran pasar di daerah. Pasar ini menyediakan berbagai bahan makanan lengkap mulai dari sayuran, daging sapi, daging ayam, ikan, bumbu dapur, hingga kebutuhan lainnya.
Pasar Penajam juga buka setiap hari, sedangkan di daerah PPU ada sejumlah pasar yang buka di hari-hari tertentu. Mengutip data pembangunan PPU, di Kecamatan Penajam ada tujuh pasar di mana enam di antaranya buka satu hingga dua kali dalam seminggu. Di PPU sendiri, ada 26 pasar yang tersebar di empat kecamatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Bangunan pasar terdiri atas dua bangunan, tampaknya dibedakan untuk pasar kering dan pasar basah. Untuk pasar basah, pedagang yang bisa berjualan di losnya adalah pedagang ikan, daging sapi, hingga daging ayam. Sedangkan di pasar kering berkumpul para penjual bumbu dapur, telur, dan kebutuhan pangan lainnya.
Kabar soal kepindahan ibu kota ke PPU juga sudah didengar para pedagang. Ada yang setuju, ada yang tidak karena kekhawatiran tertentu. Mereka yang setuju berharap kepindahan ibu kota bisa membuat dagangan mereka kian laris. Sedangkan mereka yang tidak setuju khawatir terjadinya kemacetan di PPU hingga banyaknya pendatang.
"Kita secara pribadi nggak pengin kalau lihat risikonya ibu kota ramai. Kita mesti intens jaga anak-anak," kata penjual ayam di Pasar Penajam, Fitri, saat berbincang dengan detikcom pekan lalu.
Kembali soal pasar, tak banyak pembeli yang memadati los pedagang kala itu. Sekitar pukul 10.00 WITA, daging ayam potong masih menumpuk di meja dagangan Fitri. Harga ayam yang berada di level Rp 28 ribu per kg tak juga membuat dagangannya diborong.
"Ayam per kg Rp 28 ribu. Waktu itu sempat anjlok Rp 23 ribu. Kalau Lebaran Rp 40 ribu," katanya.
Meski tak begitu ramai, pembeli masih datang silih berganti jelang siang. Sejumlah pegawai negeri sipil (PNS) PPU juga datang ke pasar saat istirahat jam makan siang. Para pedagang pun masih menaruh asa dagangannya laku sebelum sore datang.
![]() |