Orang-orang Superkaya Ingatkan Resesi, Garuda Cabut Logo di Sriwijaya

Round-Up 5 Berita Terpopuler

Orang-orang Superkaya Ingatkan Resesi, Garuda Cabut Logo di Sriwijaya

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Rabu, 25 Sep 2019 21:15 WIB
Orang-orang Superkaya Ingatkan Resesi, Garuda Cabut Logo di Sriwijaya
Foto: Dolar AS/ Selfie Miftahul Jannah
Jakarta - Berita terpopuler detikFinance, Rabu (25/9/2019), adalah peringatan orang-orang superkaya soal resesi ekonomi global. Dilansir CNBC pada Rabu (25/9/2019), menurut survei UBS terhadap 360 perusahaan milik keluarga secara global, dengan kekayaan keluarga rata-rata mencapai US$ 1,2 miliar (Rp 16,9 triliun), hasilnya menunjukkan 55% perusahaan milik keluarga percaya akan ada resesi pada 2020.

Selain itu, berita terpopuler berikutnya adalah maskapai Garuda Indonesia mencabut logonya di armada milik Sriwijaya Air. Kebijakan ini menindaklanjuti perkembangan yang terjadi atas dispute kerja sama Manajemen (KSM) Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group.

Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini:

Lebih dari setengah orang superkaya di seluruh dunia sudah bersiap untuk resesi. Mereka memprediksi resesi akan segara datang.

Dilansir CNBC pada Rabu (25/9/2019), menurut survei UBS terhadap 360 perusahaan milik keluarga secara global, dengan kekayaan keluarga rata-rata mencapai US$ 1,2 miliar (Rp 16,9 triliun), hasilnya menunjukkan 55% perusahaan milik keluarga percaya akan ada resesi pada 2020.

Untuk mengurangi risiko, 45% responden sudah menyesuaikan portofolio mereka, termasuk beralih ke obligasi dan real estate. Sementara itu, 42% responden telah meningkatkan cadangan kas mereka.

"Kami sangat berhati-hati. Bahkan sekarang, terhadap pasar, kami tidak merasa sangat nyaman," kata responden survei yang merupakan mitra pelaksana di perusahaan milik multi-keluarga di Amerika Utara.

Baca selengkapnya di sini: Bahaya! Orang-orang Superkaya Ramal Resesi Ekonomi Kian Dekat

Garuda Indonesia Group memutuskan untuk mencabut logo 'Garuda Indonesia' pada armada Sriwijaya Air. Kebijakan ini menindaklanjuti perkembangan yang terjadi atas dispute kerja sama Manajemen (KSM) Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Air Group.

"Pencabutan logo Garuda Indonesia pada armada Sriwijaya Air tersebut merupakan upaya dalam menjaga brand Garuda Indonesia Group khususnya mempertimbangkan konsistensi layanan Sriwijaya Air Group yang tidak sejalan dengan standarisasi layanan Garuda Indonesia Group sejak adanya dispute KSM tersebut," kata Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan dalam keterangan tertulis, Rabu (25/9/2019).

"Perlu kiranya kami sampaikan, pencabutan logo Garuda Indonesia tersebut semata-mata dilakukan untuk memastikan logo Garuda Indonesia sesuai dan menjadi representasi tingkat safety dan layanan yang di hadirkan dalam penerbangan," jelas Ikhsan.

Baca selengkapnya di sini: Garuda Cabut Logo di Semua Pesawat Sriwijaya Air, Ada Apa?

Bank-bank besar di Eropa mulai melakukan PHK besar-besaran. Jumlah pegawai bank yang terkena PHK mendekati 60 ribu karyawan.

Diberitakan CNBC Indonesia, salah satunya adalah Commerzbank asal Jerman. Belum lama ini, Commerzbank melaporkan bahwa mereka akan memangkas sekitar 4.300 karyawan. Pemangkasan jumlah karyawan ini merupakan upaya restrukturisasi yang sudah dilakukan selama tiga tahun terakhir.

"Pengurangan jumlah pegawai di seluruh Grup lebih lanjut disesalkan tetapi tidak bisa dihindari. Diperkirakan tambahan 4.300 posisi penuh waktu akan dipangkas di seluruh Grup," jelas Commerzbank melalui siaran persnya.

baca selengkapnya di sini: Waduh! Deretan Bank Ini PHK Besar-besaran, Hampir 60 Ribu Orang

Rencana Pemerintah memberikan insentif sebesar Rp 300-Rp 500 ribu per bulan kepada para pengangguran dianggap hanya menambah beban anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) saja.

Direktur Riset CORE Indonesia, Piter Abdullah mengatakan dengan adanya kewajiban pemberian insentif maka Pemerintah harus bekerja lebih keras lagi mengumpulkan penerimaan negara.

Apalagi Pemerintah sendiri telah banyak mengalokasikan anggaran subsidi untuk beberapa sektor, seperti bahan bakar minyak (BBM), listrik, pupuk, hingga bunga KPR.

"Angka Rp 500 ribunya mungkin kecil. Tapi di APBN akan jadi besar dan membebani," kata Piter saat dihubungi detikcom, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Baca selengkapnya di sini: Pengangguran 'Digaji' Rp 500 Ribu/Bulan, Beban Negara Makin Berat

Komisi XI DPR RI telah menetapkan lima orang anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2019-2014 sore ini. Kelima anggota BPK RI dipilih lewat voting.

"Dengan ini kami tetapkan lima anggota BPK RI yang akan diputuskan dan disampaikan ke rapat paripurna DPR RI pada hari Kamis, 26 September 2019," kata Wakil Ketua Komisi XI Soepriyatno di ruang rapat Komisi XI DPR RI, Jakarta, Rabu (25/9/2019).

Adapun kelima anggota terpilih BPK sebagai berikut:

Pius Lustrilanang dengan perolehan 43 suara
Daniel Lumban Tobing dengan perolehan 41 suara
Hendra Susanto dengan perolehan 41 suara
Achsanul Qosasi dengan perolehan 31 suara
Harry Azhar Azis dengan perolehan 29 suara

Hide Ads