"Secara global, McKinsey memperkirakan bahwa 60% dari semua pekerjaan, memiliki sekitar 30% aktivitas pekerjaan yang dapat diotomatisasi," kata Phillia dalam paparannya di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (25/9).
Laporan ini memberikan pandangan mengenai potensi dari dampak otomasi terhadap perekonomian Indonesia, dengan didasarkan pada penelitian terobosan yang dilakukan oleh McKinsey Global Institute. Penelitian tersebut menganalisis efek otomasi terhadap 2.000 kegiatan kerja pada 800 pekerjaan berdasarkan teknologi yang sudah ada dan sudah didemonstrasikan serta tren global yang dapat mendorong permintaan tenaga kerja selama dekade berikutnya.
Baca juga: Sri Mulyani Bicara Pajak untuk Robot Sophia |
Secara keseluruhan tipe pekerjaan akan bergeser ke arah layanan dan menjauh dari pekerjaan dengan potensi otomasi yang tinggi. Seperti pemrosesan data dan pekerjaan fisik yang dapat diprediksi.
Meski ada 23 juta lapangan pekerjaan yang diproyeksi hilang pada masa depan, namun jumlah lapangan kerja baru yang tercipta juga akan lebih banyak.
"Ada 23 juta pekerjaan yang dapat digantikan oleh proses otomasi di masa depan. Tapi Indonesia akan punya pekerjaan yang lebih banyak diciptakan pada 2030 dibanding pekerjaan yang hilang karena otomasi," ujar Phillia.