Hal itu dia sampaikan dalam seminar Ministerial Lecture: Ekonomi Indonesia dari Masa ke Masa di Kantor Bappenas, Jakarta.
"Dari sejak kemerdekaan, ekonomi Indonesia tentunya awal mulanya zaman Bung Karno, pastinya diwarnai ketika merdeka tahun 1945 langsung kita berhadapan dengan perang kemerdekaan lagi," kata dia dalam sambutannya, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jadi begitu Indonesia merdeka pada 17 Agustus, tidak otomatis bisa langsung membangun perekonomian nasional. Pasalnya Indonesia masih harus dihadapi oleh perang mempertahankan kemerdekaan.
"Menariknya kita begitu merdeka masuk era perang kemerdekaan, perang mempertahankan kemerdekaan," lanjutnya.
Bambang pun menjelaskan bahwa sejarah penting untuk dipelajari, walaupun dulu dia mengakui dirinya tak menaruh minat terhadap sejarah semasa kuliah di Universitas Indonesia (UI).
"Saya mahasiswa dulu FE UI, tahun ketiga, 1987 saya harus ambil mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Indonesia. Buat saya mahasiswa tahun kedua Jurusan Ekonomi Studi Pembangunan bertanya-tanya kenapa mata kuliah wajib jurusannya ada mata kuliah sejarah," ujarnya.
Dia menganggap dirinya yang menempuh pendidikan ekonomi yang dipelajari adalah teori makro, mikro, matematika ekonomi, moneter, perdagangan dan sebagainya. Bukannya mempelajari sejarah.
Tak hanya dia, teman-temannya pun demikian tak tertariknya dengan pelajaran sejarah. Yang penting bisa lulus dengan nilai minimal C. Saat masuk ke pemerintah, Bambang menyadari pentingnya mempelajari sejarah.
"Yang saya tangkap belajar sejarah perekonomian di usia setelah lulus S1, S2, S3 kalau kebetulan kita semua terlibat dalam kebijakan ekonomi sangat menarik," tambahnya.
(toy/hns)