Menurut ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira Adhinegara, aksi teror tersebut menjadi ancaman dan berdampak ke perekonomian Indonesia.
"Ini kan indikasi memang ada kekhawatiran, akumulasi dari sentimen global, kemudian juga perlambatan domestik, plus adanya gejolak politik (dengan teror tersebut). Ini yang semakin menimbulkan ketidakpastian," kata Bhima kepada detikcom, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi dengan adanya kejadian terhadap Wiranto sebagai pengambil kebijakan, hal ini bisa menyebabkan level kekhawatiran global terhadap Indonesia semakin parah.
Untuk itu, Bhima menyarankan agar aparat keamanan bergerak cepat dalam membongkar pelaku dan memberikan hukuman yang tepat.
"Makanya kecepatan aparat keamanan dalam memulihkan situasi, kemudian dalam mengungkap siapa aktor di belakangnya, kemudian semakin cepat pemberian hukumannya yang berat, ini menjadi hal yang ditunggu juga oleh para investor khususnya mereka yang mau masuk dan menambah investasi di Indonesia," imbuh dia.
Baca juga: Wiranto Ditusuk, Begini Pergerakan IHSG |
Pemerintah juga diharapkan tak mengeluarkan pernyataan yang dapat menimbulkan polemik di masyarakat. Contohnya, pernyataan yang menyatakan bahwa KPK dapat menghambat investasi yang beberapa waktu lalu dinyatakan oleh Kepala Staf Presiden Moeldoko.
"Itu menjadi sentimen negatif bagi investor. Harusnya pemerintah harus bisa lebih berhati-hati dalam membuat satu statement ke publik, ke media, dengan kondisi sekarang maupun situasi ekonomi," terangnya.
Kemudian, ia berharap aparat keamanan lebih meningkatkan pengawasannya terhadap obyek-obyek vital yang menjadi tempat kegiatan ekonomi.
"Kemudian lebih cepat menjaga objek-objek vital nasional, obyek-obyek ekonomi, jadi orang tetap nyaman ke pusat perbelanjaan, orang tetap nyaman ke hotel atau tempat-tempat hiburan. Sehingga gerak ekonomi tidak terganggu," ucap Bhima.
(eds/eds)