"Saya berharap penurunan ekspor yang selama ini terjadi bisa lebih kecil gitu. Sehingga harapan sekarang ini semoga ada keputusan interim antara Trump dan RRT, mungkin ini juga akan memberikan dampak positif," kata Sri Mulyani di kantor pusat DJP, Jakarta, Senin (14/10/2019).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyadari bahwa kinerja ekspor dan impor tanah air sangat dipengaruhi global yang saat ini masih diliputi ketidakpastian. Namun, khusus ekspor dianggap ada harapan untuk membaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk impor, Sri Mulyani mengatakan akan ada tren penurunan. Meski demikian, dirinya tidak bisa memproyeksi kinerja neraca perdagangan yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) esok hari.
"Untuk impor, kalau kondisi kegiatan di dalam negeri menunjukkan adanya pelemahan tentu impornya juga menunjukkan hal itu," jelas dia.
Dengan kinerja ekspor dan impor tersebut, Sri Mulyani meramal bahwa pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir tahun akan berada di level 5,08% atau dibulatkan menjadi 5,1%.
Proyeksi itu didasarkan dari kinerja ekspor dan impor yang masih diliputi ketidakpastian perdagangan internasional, serta keberhasilan Pemerintah menjaga stabilitas harga pangan dengan adanya deflasi di September 2019.
"Seperti kita sampaikan secara overall satu tahun ini sekitar 5,08% jadi kalau dibulatkan 5,1%," ungkap dia.
(hek/ara)