Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Sinthya Roesly mengatakan sejak program CPNE dijalankan pada 2015 lalu, sudah ada 2.200 UKM berorientasi ekspor.
"Potensi ekspor, sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong ekspor agar meningkatkan neraca perdagangan. LPEI juga berperan mendukung upaya tersebut. Salah satu bentuk support kita itu selain untuk pembiayaan penjaminan dan asuransi, juga yang paling penting adalah jasa konsultasi dalam program CPNE," ujar Sinthya kepada wartawan, Rabu (16/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu upaya mendukung pemasaran produk mereka, lanjut Sinthya, adalah lewat ajang TEI 2019 ini. LPEI menghadirkan 62 UKM terpilih yang siap menggenjot ekspor lewat beragam produk mereka setelah dibekali ilmu mengenai ekspor.
"Termasuk lewat pameran ini sebagai ajang-ajang promosi, adalah suatu kesempatan bagi kita mendukung para eksportir, terutama UKM binaan kita. Karena kita punya program namanya CPNE yang membina para pelaku ekspor terutama UKM untuk bisa memasuki pasar ekspor. Nah program ini selaras dengan itu dan ujungnya salah satunya lewat pameran ini diharapkan mereka bisa melakukan promosi," ujar Sinthya.
"Nah, kita tahun ini ada 62 UKM binaan kita untuk bisa memamerkan produk-produk mereka," tambahnya.
Sinthya pun sengaja berkeliling mengunjungi booth para UKM binaan LPEI agar memastikan layanan jasa konsultasi telah berhasil meningkatkan kelas para UKM untuk menjadi pengusaha ekspor.
"Saya juga tadi keliling-keliling untuk memastikan apakah program ini bisa memberikan manfaat kepada mereka. Alhamdulillah tadi mereka bilang programnya sangat bermanfaat, karena diajarkan bagaimana membangun suatu produk yang berkualitas," ujarnya.
Melalui TEI 2019, tambah Sinthya, paling tidak buyer sudah melihat kalau produk Indonesia mempunyai kualitas yang cukup baik dan berikutnya penjualan dari binaan LPEI bisa meningkat. Beberapa pendampingan yang dilakukan LPEI seperti bagaimana UKM menyiapkan dokumentasi dan bagaimana juga mereka bisa bernegosiasi ketika berada dalam posisi tawar menawar dengan buyer.
"Serta bagaimana mereka agar tidak kena tipu dan sebagainya. Jadi banyak tips-tips praktis buat mereka untuk bisa masuk ke pasar ekspor. Dan itu yang kita lakukan terus sebagai upaya pendampingan. Karena banyak dari mereka yang punya potensi produknya lebih bagus dan dibutuhkan oleh pasar internasional. Makanya kita sekarang turut memfasilitasi," ujarnya.
Sebagai informasi, total negara tujuan ekspor debitur LPEI telah mencapai lebih dari 165 negara. Perluasan pasar ekspor ke negara-negara non-tradisional termasuk Bangladesh, Pakistan, Nigeria dan sejumlah negara di kawasan Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika.
Strategi ke depan, lanjut Sinthya, LPEI akan melakukan positioning, dan aliensi strategis serta partnership. Positioning yaitu melihat posisi negara Indonesia di dalam global value chains (GVC) dan kemudian menempatkan peran LPEI di dalam peran value chain kegiatan ekspor nasional yang sejalan dengan program ekonomi nasional karena LPEI hanya salah satu bagian dari mata rangkai kegiatan ekspor nasional secara keseluruhan. (ujm/ujm)