Selain itu ada bisnis minuman dengan topping bubble atau boba kembali menjamur di Indonesia. Minuman yang digandrungi kawula muda ini bisa jadi bisnis yang menjanjikan, atau malah sebaliknya.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo mengaku diberikan tiga tugas khusus dalam mengawal pembangunan infrastruktur di Papua. Berita ini juga turut menarik perhatian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mau tahu informasi selengkapnya? Baca 5 berita terpopuler detikFinance berikut ini:
Patut diketahui, jembatan ini punya perjalanan panjang. Dirangkum detikcom, pembangunan jembatan ini dimulai pada 9 Mei 2019. Peletakan batu pertama untuk jembatan sepanjang 733 meter ini dilakukan langsung oleh Jokowi.
Meski jembatan ini untuk Papua, namun pekerjaan pembangunannya sebagian dilakukan di Surabaya oleh PT PAL.
Sebagian pekerjaan itu ialah berupa pekerjaan struktur baja jembatan. Pembangunan sengaja dilakukan di Surabaya karena memadai secara infrastruktur.
Maklum, jembatan ini memiliki dua bentang utama di mana satu bentangnya memiliki berat total hingga 2.000 ton. Kemudian, puncak lengkung jembatan memiliki tinggi 20 meter. Sehingga, untuk membangun jembatan ini dibutuhkan crane bukan hanya tinggi namun juga kuat.
Setelah rampung, bentang jembatan dengan panjang masing-masing 112 meter ini dikirim ke Papua.
Pelepasan pengapalan bentang jembatan dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono pada 3 Desember 2017 silam di Galangan PT PAL Surabaya.
"Ini adalah struktur jembatan yang enggak main-main. Pengawasannya harus diperhatikan betul. Makanya ini kami kerjakan di tempatnya PT PAL," kata Basuk, Surabaya (3/12/2019).
Proses pengapalan memakan waktu 28-30 hari. Wajar saja butuh waktu lama lantaran kapal harus berlayar menempuh jarak hingga ribuan kilometer.
Pengapalan jembatan ini pun menyabet dua rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) lantaran pengiriman rangka baja pelengkung tengah secara utuh dan menempuh jarak 3.200 km.
Sesampainya di Papua, konstruksi pembangunan dilakukan. Pada pertengahan September 2018 lalu progres pembangunan jembatan sebenarnya sudah mencapai 99,7% dan ditargetkan rampung akhir September 2018. Kini, Jembatan Holtekamp kebanggaan Jokowi itu siap diresmikan.
Bisnis minuman dengan topping bubble atau boba kembali menjamur di Indonesia. Minuman yang digandrungi kawula muda ini bisa jadi bisnis yang menjanjikan, atau malah sebaliknya?
Pengamat ekonomi dan bisnis Indef, Ahmad Heri mengatakan, bisnis minuman boba juga merupakan sektor yang berkembang pesat karena booming di Indonesia. Namun, menurutnya akan terjadi seleksi alam, atau akan ada eliminasi dari pelaku bisnis boba di tengah persaingan yang ketat.
"Nanti sampai seberapa banyak bisnis minuman ini akan terus meningkat dan itu ada titik di mana dia optimum. Ketika dia meningkat terus-terusan akan terjadi seleksi alam, akan terjadi persaingan. Memang ini sedang booming dan jangan sampai nanti menjadi bubble, banyak yang buka tapi banyak juga yang tumbang," kata Heri kepada detikcom, Jumat (25/10/2019).
Menurut Heri, seorang pelaku bisnis boba harus mengedepankan kualitas dan ciri khas. Sebab, seorang pelanggan akan lebih mudah dan cepat membeli kembali suatu merek boba yang disukainya jika memiliki ciri khas dan mudah diingat.
"Merek boba yang aneh-aneh itu bikin penasaran, tapi kalau kita rasain ya sama saja, atau nggak jauh beda. Nah jangan sampai hanya cuma ngasih nama yang menarik perhatian, brand-nya yang bikin orang penasaran, tapi pas datang ah sama saja mengecewakan. Jadi perlu dikaitkan antara brand dengan ciri khas produk tersebut," kata Heri.
Sejalan dengan pendapat tersebut, CEO and Founder Jacqueline Karina menuturkan, persaingan tentunya ada dalam setiap bisnis. Namun, persaingan itu tak perlu dikhawatirkan jika suatu produk memiliki jati diri atau ciri khas.
"Menurut saya kompetisi itu bukan challenge terbesar. Karena setiap brand ada pesonality-nya masing-masing, ada soul-nya masing-masing. Jadi competition is not a challenge. Kompetisi itu bagus, karena kita jadi punya motivasi, dengan karakter yang berbeda kita punya keunikan dan kelebihan masing-masing," kata Jacqueline ketika ditemui detikcom di Jakarta, Selasa (22/10/2019).
Menurut Jacqueline, generasi milenial dan generasi Z sebagai pelanggan setia bisnis minuman boba ini akan mencari ciri khas dari produk yang ia beli.
"Zaman sekarang yang paling penting ada soul. Jadi personality-nya ada nggak di minuman itu? Apakah ini hanya sekadar jual minuman tapi tak ada added value atau memang ada personality? Brand itu perlu memiliki personality, memiliki soul. Nah itu yang dicari oleh milenial dan gen Z sekarang. Karena sekarang ini kita bukan hanya membeli produk tapi juga ingin mengetahui story-nya," terang Jacqueline.
Ia menuturkan, dari 30 jenis minuman yang dijualnya pun ada yang menjadi ciri khas atau wajah Kokumi. Di antaranya adalah Unicorn Drink dan Klepon Boba. Dua menu tersebut merupakan ciri khas Kokumi. Begitu juga
"Kokumi itu terkenalnya jual jus. Unicorn drink itu kan jus, and it's healthy, karena dragon fruit dicampur berries, semuanya fresh. Kokumi juga mengeluarkan klepon boba. Jadi kita modifikasi dengan heritage kita. Jadi boba itu dalamnya klepon, enak ketika pecah dalamnya klepon. Kita pakai kelapa bukan dari sirup, benar-benar pure buah kelapa, jadi benar-benar rasanya klepon," paparnya.
Menambahkan pendapat di atas, General Manager Kamutea Indonesia, Ronald Layandi mengatakan, sebuah merek minuman boba harus bisa melakukan inovasi terus-menerus. Meski begitu, seorang pebisnis minuman boba harus punya produk jagoan agar diingat oleh pelanggan.
"Kalau ditanya kenapa bisa lebih survive dibandingkan jenis lain, balik lagi Kompetisi itu kita selalu menganggap sebagai pikiran positif jadi akan ada inovasi dan memperluas pasar. Dengan perluasan pasar dan inovasi tersebut masing-masing brand, saya rasa orang akan kenal dan selalu ingat," tuturnya.
Kamutea Indonesia sendiri punya beberapa produk yang menjadi andalan, dan menunjukkan ciri khas Kamutea. Di antaranya adalah Kamu Milktea, dan kategori cheese tea.
"Kategori milk tea itu all time favorit, di-representing dengan Kamu Milk Tea, ada dua jenisnya dengan cream, dan fresh milk. Yang with cream itu benar-benar bisa dicium aroma black tea-nya. Kemudian yang juga favorit itu cheese tea, signature-nya adalah matcha, lebih ke roasted matcha itu cocok dengan orang-orang yang menghindari caffeine," pungkas Ronald.
Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jhon Wempi Wetipo mengaku diberikan tiga tugas khusus dalam mengawal pembangunan infrastruktur di Papua.
Tiga tugas khusus itu menurut Wempi diamanahkan langsung oleh Presiden Joko Widodo.
"Ada tiga hal yang disampaikan Presiden kemarin, yang mana di sini tidak ada istilah program kementerian PUPR, yang ada visi misi presiden. Jadi kita ini hanya petugas yang mengawasi program Presiden," ujar Wempi di Jayapura, Minggu (27/10/2019).
Wempi menjelaskan, tugas pertama yang diembannya adalah untuk memperkuat fungsi pengawasan. Menurutnya, infrastruktur yang di bangun pada periode pertama banyak yang belum tuntas karena kurangnya pengawasan pada proyek pembangunan infrastruktur.
"Saya pikir PUPR memiliki personil yang begitu hebat, di bawah Pak Menteri dan akan dibantu oleh saya dan seluruh satker (satuan kerja) yang ada ini, kita bisa bangun infrastruktur dengan baik," ujar Wempi.
Tugas kedua yang diemban Wempi menyangkut keterlibatan kontraktor lokal dalam pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat seperti diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 17 tahun 2019 tentang Pengadaan Barang dan Jasa.
Wempi mengingatkan agar masyarakat, khususnya para pengusaha lokal di kedua provinsi tidak salah menerjemahkan peraturan tersebut.
"Pekerjaan hanya disiapkan oleh balai, tapi pemerintah Provinsi dan Kabupaten kota wajib melaksanakan Perpres 17. Sehingga kita harus sinergi kerjanya," terangnya.
Tugas terakhir yang diberikan presiden kepada Wempi adalah untuk menjaga keamanan pembangunan di Papua. Wempi diminta untuk membantu aparat keamanan dan pemerintah setempat untuk bersinergi menciptakan situasi yang kondusif.
"Kalau keamanan tidak terjamin di Papua maka kita tidak bisa bangun infrastruktur di sini, seperti kasus kita kemarin baru monitor di Dekai. Saya pikir ini (kasus di Dekai) akan menghambat pembangunan infrastruktur di Papua," kata Wempi.
"Bagaimana supaya kita sinergi, untuk sama-sama bisa membangun infrastruktur dengan baik," tutupnya.
Pengusaha listrik (independent power producer/IPP) tergabung dalam Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang baru Erick Thohir untuk segera menunjuk Direktur Utama PT PLN (Persero) definitif.
Direktur Eksekutif APLSI Rizal Calvary Marimbo mengatakan, PLN membutuhkan Direktur Utama yang definitif. Sebab, banyak keputusan-keputusan strategis PLN yang perlu segera diambil.
"Kalau Plt kan terbatas. Tidak bisa mengambil kebijakan apalagi keputusan strategis," katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (27/10/2019).
Saat ini, pucuk pimpinan PLN dipegang Sripeni Inten Cahyani yang bertindak sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama. Menurutnya, PLN sudah terlalu lama dipegang oleh Plt.
"Kita berharap, beliau segera menunjuk Dirut PLN yang baru dan definitif. Sebab, sudah cukup lama, PLN dipimpin oleh pelaksana tugas (Plt). Bahkan sejak pertengahan tahun, sudah tiga pejabat pelaksana tugas yang ditunjuk yakni Muhamad Ali, Djoko R Abumanan, dan terakhir Sripeni Inten Cahyani," paparnya.
Rizal mengatakan, pihaknya siap bekerja sama dan membantu pimpinan PLN baru. Termasuk dengan Plt saat ini Sripeni Inten Cahyani apabila kemudian ditetapkan secara definitif memimpin PLN.
"Kita serahkan ke Pak Menteri saja. Siapa saja kita siap bermitra dan membantu," ucap dia.
Rizal menambahkan, pihaknya optimistis Erick Thohir mampu mensinergikan dunia usaha dan BUMN untuk menggairahkan investasi di dalam negeri.
"Beliau pernah jadi investor dan berasal dari private sector. Tentu beliau paham sekali bagaimana melakukan treatment agar BUMN kelistrikan mampu bersinergi dengan dunia usaha untuk menyukseskan program pemerintah," ujar Rizal.