Mau Genjot Ekspor, RI Tak Bisa hanya Andalkan 'Mitra Lama'

Mau Genjot Ekspor, RI Tak Bisa hanya Andalkan 'Mitra Lama'

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 27 Okt 2019 20:00 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Rencana pemerintah untuk menggenjot ekspor tumbuh 22% bukan perkara mudah. Sebab, Indonesia dihadapkan pada kondisi yang menantang.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, untuk mendorong ekspor Indonesia dihadapkan pada pelemahan ekonomi global. Hal itu membuat permintaan barang dari Indonesia juga mengalami penurunan.

Dengan begitu, kata dia, Indonesia harus bersaing supaya mendapat prioritas untuk masuk ke pasar tujuan ekspor.

"Kita lihat situasi saat ini terjadi penurunan ekonomi global, kalau dilihat negara kita, ekspor market kita ada penurunan karena ekonomi turun," katanya kepada detikcom, Minggu (27/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Untuk mengatasi masalah tersebut, kata dia, RI tak bisa hanya andalkan mitra lama sehingga perlu membuka pasar baru alias non tradisional. Dia bilang, pemerintah sendiri telah membuka pasar melalui perjanjian-perjanjian dagang baru.

"Market sendiri sudah mulai banyak perjanjian dagang itu untuk membuka akses market baru. Walaupun kita punya tradisional market, kita juga mau buka non tradisional market. Makanya kita masuk pasar Afrika, Amerika Selatan," ujarnya.

Dia melanjutkan, untuk mengembangkan pasar ini perlu dukungan market intelligence yang baik. Sehingga, Indonesia bisa menyediakan barang-barang yang dibutuhkan tujuan ekspor.


Ia menambahkan, untuk menggenjot ekspor juga perlu kemudahan dari sisi birokrasi khususnya percepatan perizinan. Lantara, lanjut Shinta, sebagian barang-barang ekspor Indonesia bahan bakunya dari impor.

"Yang penting banyak sekali produk ekspor tetap membutuhkan material impor dari regulasi ekspor impor penting. Jadi dari segi perizinan regulasi perlu dikuatkan," tutupnya.


(dna/dna)

Hide Ads