Ekonomi Digital RI Tumbuh Subur, Bagaimana Peran Swasta?

Ekonomi Digital RI Tumbuh Subur, Bagaimana Peran Swasta?

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Minggu, 03 Nov 2019 17:20 WIB
Foto: istimewa
Jakarta - Ekonomi digital mengalami pertumbuhan yang signifikan di Indonesia. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat, nilai ekonomi digital di Indonesia US$ 8 miliar pada 2015 dan melesat menjadi US$ 40 miliar pada 2019.

Berkembangnya ekonomi digital tak lepas dari peran penyelenggara internet. Dari sisi pemerintah, penyelenggaraan internet dilakukan lewat program 'Tol Langit' atau Palapa Ring. Selain pemerintah, penyediaan jaringan internet via satelit juga dilakukan perusahaan swasta salah satunya PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN).

Direktur Niaga PSN, Agus Budi Tjahjono menjelaskan, penyediaan internet via satelit menjadi solusi menjawab tantangan geografis Indonesia. Lantaran, penyedian internet melalui kabel optik bawah laut sering menghadapi kendala sehingga sulit menjangkau wilayah terluar.

"Mungkin bagi masyarakat di perkotaan yang sudah sangat terfasilitasi, sambungan internet bukan lagi permasalahan besar. Namun bagi masyarakat Indonesia di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), internet satelit menjadi solusi dan berdampak positif untuk mereka," katanya dalam keterangan resminya, Minggu (3/11/2019).

PSN sendiri baru saja meluncurkan satelitnya yang diberi nama Nusantara Satu dengan layanan internet yang diberi nama Ubiqu. Sejak 2017, Ubiqu telah menjangkau ribuan titik di seluruh Indonesia dengan menjadi solusi koneksi internet untuk di instansi pemerintahan, swasta/perusahaan, sekolah, pedesaan dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ubiqu telah diluncurkan sejak dua tahun lalu. Namun dengan menggunakan Nusantara Satu yang merupakan satelit berkapasitas tinggi dengan teknologi terbaru yakni High Throughput Satellite (HTS), membuat internet satelit yang kami tawarkan ke masyarakat menjadi solusi yang paling terjangkau dibanding provider sejenis lainnya di Indonesia, karena memiliki kuota yang lebih besar, kecepatan lebih tinggi, namun lebih hemat di kantong," tutup Agus.


(toy/zlf)

Hide Ads