Semakin sering menjalani misi, maka akan semakin terbiasa untuk membaca gelagat targetnya saat dibuntuti. Biasanya jika target sudah merasa diikuti, target itu sering berhenti atau tiba-tiba belok ke jalan yang tidak biasa. Dalam kondisi seperti itu, biasanya Habibi menerjunkan tim yang lain.
"Saat membuntuti kita pakai mobil dan motor. Karena kalau pakai mobil saja takut ketinggalan, kalau pakai motor saja nanti dia masuk tol kita kehilangan. Jadi pakai dua kendaraan," ujarnya.
Kedua harus mampu menggali informasi mendalam. Dalam penyelidikan informasi bisa didapat dari siapapun. Mulai dari orang terdekat, orang-orang sekitar tempat target berselingkuh, hingga orang dalam sebuah hotel ataupun instansi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu harus memiliki kemampuan mata-mata. Kemampuan ini harus didukung dengan kemampuan membaur. Sebisa mungkin tampil tidak mencolok saat membuntuti targetnya. Penampilan harus menyesuaikan lokasi target berada.
Terakhir harus lihai dalam menggunakan peralatan detektif. Habibi sendiri menggunakan beberapa peralatan seperti teropong, kamera profesional, kamera kecil, smartphone, bahkan sampai alat canggih seperti kamera tersembunyi dalam kacamata maupun pena.
"Tergantung kondisi saja. Kalau di tempat makan kan nggak mungkin kita pakai kamera besar, paling pakai HP," tambahnya.
Tak hanya itu, Habibi bahkan menggunakan alat GPS kecil untuk ditempelkan ke kendaraan target secara diam-diam saat targetnya lengah. Meskipun seringkali juga dibantu oleh orang terdekat target untuk menempatkan alat tersebut.
Habibi sendiri sudah terbilang cukup serius menjalani profesinya. Dia kini membentuk tim, mulai dari tim yang terjun di lapangan, tim marketing hingga tim IT.
Tim IT dia bentuk untuk menjalani tugas membobol cctv hotel ataupun tempat targetnya berselingkuh. Mereka juga ahli dalam membobol informasi akun sosial media targetnya, atau bahkan aplikasi pesan pribadi seperti Whatsapp.