Jalani Profesi Berbahaya, Kehidupan Detektif Swasta pun Misterius

Lipsus Kasak Kusuk Detektif Swasta

Jalani Profesi Berbahaya, Kehidupan Detektif Swasta pun Misterius

Danang Sugianto - detikFinance
Minggu, 03 Nov 2019 16:22 WIB
Halaman ke 1 dari 2
1.

Jalani Profesi Berbahaya, Kehidupan Detektif Swasta pun Misterius

Jalani Profesi Berbahaya, Kehidupan Detektif Swasta pun Misterius
Foto: Ilustrasi: Edi Wahyono
Jakarta - Mungkin tidak banyak yang tahu bahwa detektif swasta bukan hanya ada di film saja. Pekerjaan di bidang jasa itu benar-benar ada yang menjalankannya di Indonesia.

Untuk menemukan para penyedia jasa detektif swasta cukup sebenarnya cukup mudah. Sebab mereka kini juga mulai menawarkan jasanya di media sosial seperti Facebook dan Instagram.

Habibi misalnya, dia sudah menjalani profesinya sebagai detektif swasta sejak 2014. Sudah 2 tahun belakangan ini dia menjalaninya dengan sangat serius. Kebanyakan kasus yang ditanganinya adalah perselingkuhan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia membentuk tim, mulai dari tim yang terjun di lapangan, tim khusus IT yang mem-back up melalui jejaring internet bahkan untuk meretas sebuah sistem keamanan, hingga tim marketing untuk promosi jasanya.


Mereka menawarkan jasanya hanya melalui media sosial. Selain melalui Facebook dia juga membuat akun instagram detektifperselingkuhan_. Di setiap akun medsosnya dia mencantumkan nomor kontak 082337995207.

"Itu nomor kantor khusus buat klien aja, itu nomor juga hanya bisa dihubungi Whatsapp, tidak bisa ditelepon. Ya kita nggak sembarangan cantumkan nomor telepon," ujarnya saat dihubungi detikcom.

Layaknya seorang detektif, Habibi sangat merahasiakan identitas dirinya dan tim. Bisa jadi juga, nama yang dia perkenalkan kepada detikcom merupakan nama palsu.

Sikap defensif yang berlebih itu bukan tanpa alasan. Sebab bisa jadi target yang pernah dibuntuti sakit hati dan ingin balas dendam. Habibi bahkan menyembunyikan identitas pekerjaannya dari orang sekitar.

"Hanya keluarga dan teman yang benar-benar dekat yang tahu profesi saya. Karena memang risikonya besar kalau banyak yang tahu," tambahnya.


Habibi juga bersikap sangat hati-hati dengan calon kliennya. Jika berlagak mencurigakan, dia dan timnya langsung bersikap defensif. Habibi juga sangat jarang bertemu kliennya.

"Banyak kemungkinan mereka mau balas dendam ke kita. Misalnya, suaminya sudah ditemukan bukti selingkuh, kemudian mereka rujuk lagi. Bisa jadi chattingan kita dengan istrinya masih tersimpan. Kemudian suaminya mau balas ke kita. Atau dia bisa nyuruh orang lain untuk pura-pura mau pakai jasa kita. Itu bahaya," terangnya.

Di samping itu banyak juga kliennya yang ingin identitasnya dirahasikan. Bahkan sering kali Habibi dan kliennya membuat perjanjian resmi hitam di atas putih, bahwa mereka tidak saling mengungkapkan identitas masing-masing jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

Habibi selama 5 tahun menjalani profesinya memang paling banyak menangani kasus perselingkuhan. Meski begitu dia dan tim juga bisa melayani jasa detektif untuk urusan bisnis. Dia pernah mendapatkan klien dari perusahaan yang memintanya untuk mencari bukti adanya tindak korupsi yang dilakukan pegawainya.

Ada juga misi yang datang dari seorang istri orang kaya. Dia diminta untuk mencari tahu aset-aset yang dimiliki suaminya namun disembunyikan dari istrinya.

Tarif yang dipasang beragam, mulai dari Rp 4 juta hingga Rp 70 juta. Tergantung dari tingkat kesulitan dan lamanya misi yang dijalaninya. Dalam sebulan dia menjalani belasan misi.
Hide Ads