Berbeda dengan Habibi, Black Widow (nama samaran), profesinya tak membutuhkan segudang kemampuan seperti itu. Tak ingin disebut detektif, dia menganggap profesinya sebagai penyedia jasa intelijen khusus untuk investor asing.
"Skill pertama ya harus punya jiwa ingin tahu aja dan mau menggali informasi," ujarnya.
Jasanya digunakan kebanyakan oleh konsultan maupun perusahaan asing yang ingin berinvestasi di Indonesia. Perusahaan-perusahaan asing itu jauh lebih mementingkan informasi tentang calon rekannya di Indonesia maupun pejabat-pejabat terkait yang berhubungan dengan investasinya di Indonesia
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, dia beberapa kali diminta untuk mengulik regulasi yang berkaitan dengan bisnis kliennya. Seperti misalnya alasan dan tujuan pemerintah mengeluarkan kebijakan itu. Terkadang mereka juga meminta dirinya untuk menggali informasi tentang proyek yang tengah tersandung masalah korupsi.
Kunci kesuksesan Black Widow menjalani misinya adalah jaringan yang luas. Pekerjaannya saat ini memang membuat dia memiliki kelebihan untuk bisa memiliki jaringan yang luas. Mulai dari perusahaan-perusahaan besar hingga sumber-sumber di kementerian dan lembaga pemerintahan.
"Kita bisa dapat informasi ketika punya membangun jaringan," ujarnya.
Awalnya, Black Widow hanya memiliki segelintir sumber di instansi penting. Namun dengan menjaga baik hubungan dengan sumber itu, maka terbuka dengan sendirinya kepada sumber-sumber lainnya.
Intinya, jasa intelijen yang dijalani Black Widow berbasis kepercayaan. Saat menyerahkan laporan ke klien-nya dia menyembunyikan identitas sumbernya. Si klien pada akhirnya akan percaya jika informasi yang disajikan tepat.
Dengan basis kepercayaan, Black Widow justru semakin mudah mendapatkan klien. Kebanyakan kliennya yang telah menggunakan jasanya merekomendasikan ke investor lainnya di luar negeri.
Dia menjalani profesi ini sejak 2013. Meski tidak menyebutkan secara rinci penghasilannya, setidaknya dia mendapatkan bayaran ribuan dolar AS per satu laporan.
Kemampuan lain yang dibutuhkan tentu saja fasih berbahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Selain itu harus mampu membuat laporan yang komprehensif dan mudah dipahami. (das/dna)