Ketua Umum Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA), Ignatius Untung mengatakan, cara jitu dalam menghindari diskon palsu adalah antisipasi. Ia membeberkan, ada dua kategori pembeli dalam platform online, yaitu pembeli terencana dengan pembeli impuls.
"Tipsnya untuk mengetahui diskon palsu sebenarnya yang paling benar adalah antisipasi. Antisipasi itu bagaimana? Biasanya orang beli barang ada yang terencana, ada yang impuls. Jadi dia melihat 'oh ini bagus, ya sudah beli deh'," jelas pria yang akrab disapa Untung tersebut, di Jakarta, Kamis (7/11/2019).
Menurutnya, pembeli terencana lebih mudah untuk melakukan antisipasi dalam menghadapi diskon fiktif. Pembeli terencana itu bisa mengetahui apa barang yang mau dibelinya nanti ketika pesta diskon. Sehingga, ia bisa mengetahui harga pasaran produk incarannya dan membandingkannya ketika ada pesta diskon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, ia bisa mengetahui ketika pelapak melambungkan harga produ tersebut ketika pesta diskon atau tidak. Namun, pembeli harus berhati-hati membandingkan harga utamanya untuk barang impor. Pasalnya, harga barang impor fluktuatif karena berdasarkan kurs.
"Jadi kalau dilambungkan kita tahu harga aslinya segitu kok. Tapi harus ada toleransi. Kalau naik-naik sedikit itu bisa jadi karena kurs, terutama barang impor. Tapi kalau harganya naik di atas 20% sepertinya itu sudah permainan," imbuh dia.
Sedangkan, untuk pembeli impuls dapat melakukan perbandingan harga produk dengan toko lain atau platform lain untuk menghindari diskon fiktif. Sehingga, ketika ada perbedaan yang signifikan sebaiknya tak membeli di toko pilihannya tersebut.
"Kalau impuls itu tipsnya adalah bandingkan dengan toko lain. Harga pasarannya berapa sih? Kalau perlu bandingkan dengan platform lain. Begitu agak aneh kita tahu," papar Untung.