Gagal Terbang, Penumpang Sriwijaya dan NAM Air Ngadu ke Pengacara

Gagal Terbang, Penumpang Sriwijaya dan NAM Air Ngadu ke Pengacara

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 07 Nov 2019 20:30 WIB
Foto: detikFoto
Jakarta - Kisruh masalah Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air berdampak pada penumpang. Hal ini karena ada sejumlah rute penerbangan yang dibatalkan.

Misalnya, penerbangan dari Cengkareng ke Denpasar yang dibatalkan. Sejumlah penumpang mengadukan hal tersebut kepada pengacara David Tobing yang juga ketua komunitas konsumen Indonesia.

David menjelaskan 51 penumpang merupakan rombongan pendeta jetua sinode dua gereja yang akan mengikuti sidang raya persekutuan gereja Indonesia (PGI) di Waingapu yang akan dibuka oleh Presiden esok hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rombongan pendeta sebanyak 51 orang 'terdampar' di Denpasar karena pesawat dari Jakarta yang harusnya berangkat pagi malah berangkat jam 12 siang. Sementara pesawat NAM dari Denpasar ke Waingapu sudah berangkat dan meninggalkan 51 penumpang yang terlambat karena delay," ujar David saat dihubungi detikcom, Kamis (7/11/2019).



David menjelaskan penumpang-penumpang tersebut meminta kepada pihak Sriwijaya Air untuk membuka extraflight dari Denpasar ke Waingapu besok.

"Pihak Sriwijaya sudah mau memberangkatkan pagi besok, tapi harus ada izin dari Kementerian Perhubungan. Apalagi besok acara akan dibuka oleh Presiden Jokowi," jelasnya.

Selain batalnya 15 penerbangan, 3 penerbangan yang dijadwalkan Sriwijaya Air mengalami delay, yaitu tujuan Pangkal Pinang, Pontianak dan dan Yogyakarta. Namun pihak maskapai sudah memberi perlakuan selayaknya.

Sebelumnya Direktur Pemeliharaan & Layanan Garuda Indonesia, Iwan Joeniarto mengeluarkan pesan terkait hubungan kerja sama manajemen antara Sriwijaya Air dengan Garuda Indonesia melalui anak usahanya PT Citilink Indonesia.

Dalam pesan tersebut, dijelaskan bahwa karena keadaan dan beberapa hal yang belum diselesaikan oleh kedua pihak maka Sriwijaya Air melanjutkan bisnis sendiri. Hubungan antara Garuda Indonesia Group dan Sriwijaya Group akan dilanjutkan pada basis bisnis ke bisnis.




(kil/eds)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads