Hal itu menyusul KSP yang sudah dibentuk kembali oleh Presiden Joko Widodo dan Wapres Ma'ruf Amin. Menurut Moeldoko, KSP membutuhkan tenaga ahli sekitar 60 orang.
"Sekarang ini sedang berproses. Intinya, yang utama adalah basisnya profesionalitas. Sumbernya dari mana? bisa dari parpol, bisa dari relawan, ormas, pesantren, bisa dari mana-mana. PNS juga ada yang kita rekrut. Ahli-ahli di bidang perpajakan, ahli di bidang keuangan, kita ambil dari BI, ambil dari pajak, Kemenkeu," kata Moeldoko di kantornya, Jakarta, Selasa (26/11/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sumbernya memang banyak. Karena sekali lagi, saya ingin KSP ke depan punya energi yang sangat tinggi, karena bukan saja jalan cepat," tambahnya.
Moeldoko menyebut, hingga saat ini sudah ada 1.300 pelamar yang yang menyatakan minat kerja di KSP. Seluruh pelamar nantinya akan diseleksi dengan ketentuan yang sudah berlaku. Proses seleksi pun berlaku bagi calon yang berasal dari parpol.
"Ini memang melalui seleksi yang sangat ketat ya, ada tes, wawancara, berbagai hal, ada presentasi dalam rangka problem solving, ada value seseorang yang dia miliki, gimana tentang spirit bekerjanya, bagaimana loyalitasnya terhadap sebuah organisasi saat ini dia bekerja. Kemudian nilai-nilai integrity, makanya nanti kita ada pakta integritas, semuanya dilihat oleh tim kita," jelasnya.
Menurut Moeldoko, syarat dan ketentuan untuk menjadi tenaga ahli di KSP akan berlaku untuk semua pelamar, termasuk yang berasal dari parpol. Sehingga, seluruh komponen memiliki peluang bergabung yang sama.
"Tetap melalui lamaran. Tetap saya komunikasi secara verbal dengan para pimpinan-pimpinannya (parpol), silakan kirim cv yang bersangkutan, kita undang nanti ke sini, kita tes," ungkap dia.
(hek/dna)