"Kebetulan saya mau ke Brussel hari Sabtu, mau membahas masalah itu (perkembangan EU-CEPA). Nanti saya update setelah pulang," ungkap Jerry di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Tentunya, untuk mewujudkan blok dagang tersebut Indonesia masih harus berjuang dalam menyelesaikan masalah diskriminasi kelapa sawit di Uni Eropa. Maka dari itu, Jerry yang pada siang tadi bertemu dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) meminta masukan untuk memperoleh titik terang dari persoalan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: RI Kebut 5 Perjanjian Dagang Hingga 2020 |
Menurutnya, Indonesia bisa menyelesaikan langkah-langkah diplomasi baik untuk EU-CEPA, maupun diskriminasi sawit secara bersamaan.
"Ya saya pikir, kenapa tidak? Ini kan kepentingan rakyat, kepentingan bangsa Indonesia. Kita pastikan semua ini berjalan secara beriringan dan tentu mendengar masukan. Tidak hanya satu pihak, kan semua harus dengar," ujarnya.
Namun, Jerry tak menyebutkan siapa saja yang akan ditemuinya di Belgia nanti. Ia hanya mengatakan bahwa delegasi Indonesia akan menemui pemangku kepentingan Uni Eropa di sana.
"Ya ketemu stakeholders lah di sana," pungkas Jerry.
Sebelumnya, Jerry mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia menargetkan EU-CEPA ini bisa rampung pada pertengahan tahun 2020.
"EU-CEPA ini ada beberapa hal juga yang dalam negosiasi. Progress yang baik bahwa itu juga mudah-mudahan pertengahan tahun depan sudah bisa kita selesaikan," ungkap Jerry di kantornya, Jakarta, Senin (25/11/2019).
(ara/ara)