Demikian disampaikan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa dalam rapat kerja nasional (rakornas) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu (4/11/2019).
"Perikanan dalam hitungan kami di perencanaan pembangunan nasional 5 tahun ke depan punya potensi untuk menyumbang sekitar US$ 100-160 miliar. Atau sekitar 8-11% gross domestic product (GDP)," kata Suharso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun untuk mencapai angka tersebut, Suharso menjelaskan bahwa Indonesia harus menata ulang tempat pelelangan ikan dan memiliki pasar ikan berskala internasional.
"Enabler yang paling mungkin itu adalah menata ulang tempat pelelangan ikan dan kemudian international fish market ini harus segera kita mulai," ujarnya.
Suharso menyayangkan Indonesia sebagai negara dengan lautan yang luas hingga kini tidak memiliki pasar ikan internasional. Ia pun membandingkan dengan negara-negara lain seperti Filipina, Thailand, Australia, dan Jepang yang sudah memiliki pasar ikan berskala internasional.
"Indonesia sebagai negara dengan samudera luar biasa luasnya itu tidak satupun kita memiliki yang namanya international fish market. Di Filipina itu ada General Santos, di Australia ada Fremantle. Kita tidak punya itu," pungkasnya.
Untuk itu, Suharso berharap Indonesia bisa segera memiliki pasar ikan berskala internasional.
"Saya cerita soal international fish market saja, nanti Menteri PUPR yang jelaskan infrastrukturnya, Menteri Perhubungan yang lanjutkan aksesnya," tutup Suharso.
(ara/ara)