"Kami janji tentang permasalahan pakan, disini (Perbenihan dan Budidaya Ikan Tawar Ngrajek milik Provinsi Jawa Tengah) akan kami bantu untuk mesin pembuat pakan untuk pakan ikan modern supaya nanti dapat diajarkan ke masyarakat bagaimana membuat pakan ikan yang benar. Disamping itu, kita juga akan bantu di setiap kelompok-kelompok pembudidaya pakan ikan mandiri. Ini langkah pertama untuk mengatasi harga pakan," kata Edhy kepada wartawan usai panen benih ikan nila merah di Perbenihan dan Budidaya Ikan Tawar Ngrajek, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Tengah yang berada di Kabupaten Magelang, Jumat (6/12/2019).
Adapun untuk lahan Perbenihan dan Budidaya Ikan Tawar Ngrajek seluas hampir 5,3 hektare. Menteri pun melihat perihal indukan ikan yang ada cukup bagus dan bisa menjadi modal untuk Jawa Tengah di sektor perikanan darat. Kemudian guna mengatasi perihal pakan ikan tersebut, juga akan melakukan komunikasi dengan para pengusaha pembuat pakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Pengusaha: Bu Susi Bikin Drop Ekspor |
"Kalau dari sisi harga sebenarnya sih, kita sudah tahu situasi ekonomi, kita paham, nggak kalaupun naik-naik 10 persen saja harusnya. Ini kita harus lihat dan sebagian sudah sangat paham, ingin berbicara. Dua cara ini mudah-mudahan bisa menjawab. Katakanlah kalau turun menjadi 50 persen kan sudah untung kira-kira 20 persen, nah nanti terus kita tekan-tekan sehingga pakan tetap menjadi prioritas, tapi yang paling penting apa. Si pembudidaya nggak ngambek, ada etos, ada semangat sehingga mereka semakin banyak, kuantitas seorang pembudidaya dan kualitasnya juga semakin baik karena kebutuhan ikan air tawar, apalagi nila sangat besar di dunia," ujarnya.
Menyinggung dampak kenaikan harga pakan tersebut, kata dia, dampaknya para pelaku pembudidaya enggan untuk menggeluti karena sebelum menjual menuju pasar sudah rugi.
"Yang jelas. Yang jelas, dampaknya para pelaku pembudidaya ini semakin ke sini, semakin enggan untuk menggeluti karena begitu sudah masuk, belum dagang ke pasar, sudah rugi," tuturnya.
Benih Unggul
Setiap daerah memiliki keunggulan masing-masing mengenai benih ikan tawar. Sejauh ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) belum melakukan pengiriman bibit benih ikan antardaerah.
"Ya setiap daerah punya keunggulan masing-masing. Kami belum berbicara pengiriman antarbibit, tapi memang faktanya sudah ada juga yang antarwilayah dari Jambi ke Palembang, itu juga ada," kata Edhy Prabowo.
"Tapi yang jelas, anda harus pahami bahwa KKP ini punya sumber bibit cukup banyak, walaupun mungkin kalau kita akan mendorong perikanan budidaya karena perintah presiden itu, perikanan budidaya harus didorong gencar, kenapa. Disini salah satu jawaban untuk lapangan pekerjaan dan devisa negara, tapi kalau kita sudah begitu gencar mendorong ini kan produksi kita sekarang ini belum sampai 7 juta ton setahun," katanya.
Edhy berharap, produksi ikan ini bisa meningkat. Sejauh ini KKP sudah membuat pola dan modelnya sehingga diharapkan nantinya bisa meningkat.
"Kita harapkan ini bisa meningkat lebih. Saya belum tahu, akan ke angka berapa, tapi saya harapkan sekarang kami sudah membuat pola, modelnya seperti apa untuk perikanan budidaya yang di tawar, yang di daratan perikanan budidaya yang di payau, perikanan budidaya yang di laut. Jawa Tengah memiliki semua," kata dia. (dna/dna)