Citra Buruk Industri Penerbangan RI Akan Pengaruhi Wisatawan?

Citra Buruk Industri Penerbangan RI Akan Pengaruhi Wisatawan?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 10 Des 2019 16:55 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Industri penerbangan nasional saat ini mengalami sejumlah masalah, mulai dari kasus Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air sampai terakhir kasus penyelundupan Harley di pesawat Garuda oleh Direktur Utamanya sendiri.

Menanggapi hal tersebut Ketua umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengungkapkan wisatawan baik internasional maupun domestik tak akan terpengaruh dengan kisruh industri penerbangan nasional.

"Nggak, wisatawan cuma lihat harganya. Kalau harga tiket bagus ya mereka pergi. Memang masih ada komplain tidak hanya dari domestik tapi juga dari luar," kata Hariyadi dalam konferensi pers di kantor Apindo, Jakarta, Selasa (10/12/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Hariyadi memprediksi, tahun ini wisatawan asing diprediksi paling banyak 15,5 juta dan tahun depan diprediksi bisa mencapai 16,5 juta.

Dengan mayoritas turis asal China yang paling banyak berkunjung ke Indonesia. "China turisnya banyak lho, tahun depan pengaruhnya itu besar. Yang jadi PR adalah mereka balik lagi atau nggak ke Indonesia," jelas dia.


Namun, menurut Hariyadi sejumlah maskapai penerbangan yang membuka rute direct flight seperti Air Asia dengan rute Darwin Lombok turut berpotensi meningkatkan volume kunjungan wisatawan.

"Karena itu mengapa badan promosi pariwisata harus segera diaktifkan, untuk mendorong ini. Misalnya ada penerbangan langsung dari Bangkok ke Jogja atau Bangkok ke Medan itu lumayan membantu," imbuh dia.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kunjungan wisman ke Indonesia melalui seluruh pintu masuk bulan Oktober 2019 berjumlah 1.354.396 kunjungan atau mengalami peningkatan sebesar 4,86% dibandingkan periode yang sama bulan Oktober 2018 yang berjumlah 1.291.605 kunjungan.


Citra Buruk Industri Penerbangan RI Akan Pengaruhi Wisatawan?



(kil/dna)

Hide Ads