Akun ini menyebarkan kabar-kabar buruk di internal perusahaan termasuk isu adanya praktik prostitusi yang dijalankan oleh para petinggi Garuda Indonesia. Para awak kabin kabarnya ditawarkan melayani para petinggi dan tamu pejabat.
Saat dikonfirmasi mengenai isu itu, Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga) Tomy Tampatty menegaskan bahwa awak kabin menjalankan tugasnya harus mengikuti standar operasional prosedur (SOP). Sementara soal isu prostitusi itu tentunya bukan SOP yang berlaku bagi awak kabin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tomy menilai cuitan bernada provokatif itu harus dibuktikan jika memang dianggap benar. Namun dia yakin hal itu tidak terjadi. Sebab jika benar, maka awak kabin yang menjadi korban bisa melakukan pelaporan.
"Bahwa hal itu tidak ada terjadi. Kalau toh ada awak kabin punya ruang melaporkan, di internal maupun eksternal. Karena itu pengakuan seseorang maka perlu dibuktikan," tuturnya.
Baca juga: Ini Alasan BUMN Pada Punya Hotel Sendiri |
Sebelumnya Vice President (VP) Awak Kabin Garuda Indonesia Roni Eka Mirsa membuat laporan polisi karena dituduh germo oleh akun media sosial @digeeembok. Laporan itu disebut polisi dibuat karena diduga mencemarkan nama baik.
Hal itu dibenarkan oleh Kasat Reskrim Polres Bandara Soekarno-Hatta AKP Alexander Yurikho. Alex menyebut laporan itu sudah diterima oleh polisi.
"Laporannya ada," kata AKP Alex saat dikonfirmasi detikcom.
Akun @digeeembok diketahui menyebut Roni Eka sebagai germo. Selain Roni Eka, akun itu menyeret nama-nama bos Garuda lain dalam cuitannya.
"Gerombolan Ari Akshara, Heri Akhyar dan Roni Eka Mirsa adalah TRIO LENDIR. Roni Eka Mirsa aka 'PROVIDER' paham banget manfaatin celah Pramugari untuk jadi santapan direktur atau setoran ke Pejabat," tulis akun @digeeembok.
"Germo Jahat bernama: Roni Eka Mirsa," tulis @digeeembok di cuitan lainnya.
(das/fdl)