Melansir dari Forbes pada Senin (16/12/2019). situs web maskapai FAT mengatakan bahwa akan berhenti beroperasi pada Jumat (13/12) karena mengalami kerugian operasional. Pada hari yang sama, Dirut Far Eastern Chang Kang-wei mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa ia telah menemukan sumber investasi baru dan berharap untuk memulai kembali terbang sesegera mungkin.
Meski dikatakann akan memulai kembali penerbangan sesegera mungkin, analis memperkirakan bahwa maskapai tersebut akan mengalami banyak guncangan dan hambatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Direktur JG Aviation Consultants di Inggris John Grant, posisi maskapai ini terjebak dalam persaingan pasar. John Grant mengatakan kalau FAT gagal masuk ke dalam salah satu dari dua jenis maskapai penerbangan (berbiaya rendah ataupun jaringan layanan penuh) atau paling layak di Asia saat ini sehingga akhirnya dia kalah saing dengan maskapai lain. Maskapai ini hanya memiliki pangsa 10% dari kapasitas penerbangan untuk semua maskapai Taiwan.
"Maskapai seperti Far Eastern terjebak dalam posisi strategis yang tidak berkelanjutan," kata John Grant.
"Baik itu maskapai berbiaya rendah maupun maskapai jaringan layanan penuh, maskapai ini ditantang dari semua sisi dan tidak mampu menguasai posisi pasar yang aman," tambahnya lagi.
Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya mereka alami. Sebelumnya pada 2008 maskapai tersebut sempat menyatakan bangkrut dan penerbangan berhenti hingga awal 2011. Hal ini dikarenakan pada 2007, Taiwan meluncurkan kereta cepat yang mengurangi permintaan transportasi pesawat.
(zlf/zlf)