Giant Tutup 7 Gerai Sepanjang 2019

Kaleidoskop 2019

Giant Tutup 7 Gerai Sepanjang 2019

Vadhia Lidyana - detikFinance
Kamis, 26 Des 2019 07:31 WIB
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Sepanjang 2019, supermarket Giant yang dikelola PT Hero Supermarket Tbk (HERO) telah menutup 7 gerainya. Di akhir Juli 2019, Hero resmi menutup 6 gerai Giant. Lalu, di pertengahan September 2019, menyusul lagi 1 gerai Giant yang ikut tutup.

Perusahaan yang melantai di pasar modal sejak 1989 ini memang memiliki beberapa jaringan ritel besar, seperti Apotek Guardian, serta bekerja sama dengan perusahaan asal Swedia untuk mengembangkan IKEA. Namun Giant merupakan salah satu jaringan supermarket andalan perusahaan.

Jika melihat ke belakang, kinerja HERO terbilang buruk. Perusahaan sudah mengalami kerugian sejak 2 tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 2017 HERO tercatat mengalami kerugian sebesar Rp 191 miliar. Kondisi ini berbanding terbalik dengan 2016 yang pada saat itu perseroan mampu membukukan laba bersih Rp 121 miliar. Presiden Direktur HERO Stephane Deutsch saat itu mengatakan kinerja buruk ini lantaran kinerja bisnis makanan yang menurun. Hal itu membuat penjualan HERO tercatat turun 5% dari Rp 13,6 triliun menjadi Rp 13 triliun.

Fenomena tutupnya gerai-gerai Giant itu diwarnai beberapa cerita, seperti diskon besar-besaran, kehebohan masyarakat dalam memborong produk obralan Giant, nasib karyawan, bahkan kabar investasi besar-besaran yang dilakukan Hero usai menutup sederet gerai Giant.

Simak kilas balik penutupan gerai Giant sepanjang 2019 ini.

Giant Tutup 7 Gerai, Diskon Bertebaran

Sebanyak 7 gerai Giant resmi ditutup sepanjang tahun 2019 ini. Gerai-gerai tersebut tersebar di wilayah Jabodetabek, yakni Giant Ekspres Cinere Mall, Giant Ekspres Mampang, Giant Ekspres Pondok Timur, Giant Ekstra Jatimakmur, Giant Ekstra Mitra 10 Cibubur, Giant Ekstra Wisma Asri, dan Giant Ekstra Poins Square.

Dalam penutupannya, Giant memberikan diskon besar-besaran dan obral aset-aset di gerainya untuk masyarakat. Bahkan, di bagian luar dan dalam supermarket pun telah dihiasi dengan spanduk bertuliskan Κ»Kami Tutup Hanya di Toko IniΚ» dan Κ»Semua Harus Terjual HabisΚ».

"Iya, ini sampai semua aset-aset di toko ini juga dijual," kata salah satu pegawai Giant Poins Square kepada detikcom, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Di depan gerai terpampang foto-foto aset toko yang akan dijual. Mulai dari rak barang, meja, kursi, akuarium, meja konter, oven hingga mesin pendingin atau freezer dijual.

"Ini sudah dari 1 Agustus kemari, makanya sudah banyak aset yang sudah kejual," tambahnya.

Menurut pemantauan detikcom, Giant yang berada di lantai dasar Poin Square memang sudah menempelkan banyak selembaran pemberitahuan obral besar-besaran. Salah satunya tertulis 'Semua Harus Terjual Habis'.

Hampir semua produk di gerai Giant ini didiskon hingga 60%. Namun sebagian besar rak sudah kosong.

Meski begitu masih ada produk minyak goreng dengan beberapa merek yang didiskon 30%. Kemudian ada bahan-bahan masakan yang didiskon hingga 15%.

Selain itu Giant juga mengobral peralatan rumah tangga seperti tempat penyimpanan hingga koper, juga pakaian, sandal hingga handuk
dengan diskon 60%.

Susu anak dan ibu hamil juga didiskon 40%. Begitu juga dengan makanan bayi.

Apa komentar pemerintah atas hal ini?

Komentar Pemerintah dan Ultimatum BEI Soal Giant Tutup

Fenomerna penutupan 7 gerai Giant sepanjang 2019 juga disoroti pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian periode 2015-2019, Darmin Nasution misalnya. Darmin menyebutkan, persaingan usaha yang ketat menyebabkan gugurnya toko ritel. Belum lagi toko ritel sendiri memang banyak bentuknya.

"Itu namanya persaingan antara peritel, ada peritel ini ada peritel model begitu. Wajar itu, kan peritel itu ada macam modelnya, ada yang bentuknya (department) store, ada yang mart," ungkap Darmin di kantornya, Senin (24/6/2019).

Darmin menegaskan apabila ada yang menutup gerai, artinya usaha tersebut kalah. Darmin mengatakan kekalahan merupakan hal biasa dalam sebuah kompetisi, hal tersebut tidak perlu dirisaukan.

"Artinya itu hasil dari persaingan, namanya pasar, kalau ada yg kalah dalam persaingan, hal itu normal, jangan dirisaukan," tegas Darmin.

Sementara itu, Menteri Perindustrian periode 2016-2019, Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah tengah membahas penyebab perusahaan ritel yang berguguran di Indonesia. Dalam hal ini Airlangga menyoroti supermarket Giant yang menutup 7 gerainya.

"Ya tentu kita lihat pembahasan terkait industri padat karya ini supaya bisa terus berkembang. Nah itu persoalannya apa, ini sedang ditangani satu per satu," kata Airlangga di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Senin (24/6/2019).

Adapun, kata Airlangga, komunikasi lintas kementerian pun sudah dilaksanakan, khususnya mengenai bagaimana program-program yang mendukung daya beli masyarakat yang tentunya menjadi pondasi pemasukan supermarket di Indonesia.

"Kalau itu bisa didorong, maka daya beli masyarakat akan terangkat," jelas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Ketenagakerjaan periode 2014-2019, Hanif Dhakiri memberikan komentar mengenai toko ritel yang makin berguguran. Menurutnya, perubahan teknologi dan informasi menjadi salah satu penyebab utamanya.

"Secara umum perubahan teknologi yang masif ini, pasti akan berdampak pada pengurangan kesempatan kerja di sejumlah sektor. Tapi akan menciptakan kesempatan-kesempatan baru," kata Hanif.

Untuk para tenaga kerja sendiri Hanif mengatakan bahwa mempersiapkan skill di tengah perubahan-perubahan tersebut sangat penting.

"Yang hilang dan yang tumbuh akan selalu muncul, yang penting bagaimana kita bisa mempersiapkan skill yang baik di tengah perubahan," kata Hanif.

Lebih lanjut, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta Hero selaku pengelola Giant memberikan keterbukaan informasi atas penutupan gerai-gerai itu. BEI telah mengirimkan surat kepada Hero.

"Informasi yang kami peroleh sekitar hari Minggu, kami sudah langsung meminta penjelasan ke mereka. Kita sampaikan hari Senin kemarin dan saat ini lagi menunggu penjelasan," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna Setia di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/6/2019).

BEI sendiri memberikan tenggat waktu untuk manajemen menjelaskan melalui keterbukaan informasi 3 hari setelah surat itu dikirimkan. Sehingga tenggat waktu manajemen habis esok hari.

"Senin jangan dihitung, kan argonya begitu kan mereka persiapan. Tapi kita sampaikan ke mereka informal, kita telpon Corsec nya untuk bisa menyampaikan tanggapannya segera," ujarnya.

BEI sendiri meminta kepada manajemen menjelaskan penutupan gerai itu agar pelaku pasar mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya. Selain itu pelaku pasar juga butuh mengetahui tentang going concern perusahaan saat ini.

"Untuk case tertentu kita lihat dari sisi keseluruhan perusahaan. Namun, sekali terjadi penutupan gerai, langsung kita minta penjelasan. Itu strategi manajemen, tapi itu sah sah saja," tutupnya.

Bagaimana nasib karyawan, apakah kena PHK?

Nasib Karyawan Giant yang Dirundung PHK

Di tengah beredarnya kabar Giant yang akan menutup beberapa gerainya, terdapat isu PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) besar-besaran.

Salah satu pegawai Giant Ekstra Wisma Asri, Bekasi Utara yang tak mau disebut namanya menceritakan nasibnya dan kawan-kawannya. Ia mengatakan, beberapa pegawai ada yang ditawarkan pensiun dini.

"PHK juga ditawarkan pesangon, jumlahnya sesuai masa kerja. Teman-teman ada yang ditawarkan pindah ke Giant yang cukup jauh seperti di Cikeas dan SCBD juga ada," ungkap dia kepada CNBC Indonesia, Senin (24/6/2019).

Ia sendiri sudah bekerja selama lima tahun di Giant Wisma Asri. Namun, sejauh ini ia masih belum tahu akan mengambil langkah apa di tengah kabarnya penutupan gerai Giant tersebut.

Selain itu, salah satu pegawai Giant Poins Square yang tidak bisa disebutkan namanya mengatakan, perusahaan menawarkan 2 pilihan terhadap pegawai. Dipindahkan atau mengajukan pensiun dini.
"Dikasih pilihan dua itu, pindah atau pensiun dini," ucapnya kepada detikcom di Poins Square, Jakarta, Kamis (12/9/2019).

Untuk pegawai Giant Poins Square yang memilih tetap bekerja tidak diberikan pilihan. Mereka akan dipindahkan ke Giant Villa Melati yang ada di BSD, Tangerang Selatan.

"Memang adanya cuma di BSD Villa Melati. Jadi jauh sebenarnya. Tapi apa boleh buat," tambahnya.

Menanggapi kekhawatiran pegawai akan PHK, Direktur PT Hero Supermarket Hadrianus Wahyu Trikusumo selaku induk usaha dari Giant mengatakan, pihaknya telah berkomunikasi dengan pegawai yang terdampak oleh penutupan ini. Kemudian, solusi yang diberikan akan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku di Indonesia.

"Kami telah mengkomunikasikan hal ini dengan jelas kepada rekan kerja dan telah berusaha seoptimal mungkin untuk memperlancar transisi, serta memperlakukan semua dengan adil dan penuh rasa hormat. Kami akan selalu memastikan bahwa perubahan dalam bisnis kami selalu mematuhi peraturan dan ketentuan yang berlaku di Republik Indonesia," jelas Hadrianus kepada detikcom, Selasa (25/6/2019).

Hadrianus mengakui, keputusan ini bukan lah hal yang mudah bagi pihaknya. Namun, harus tetap dilaksanakan demi mempertahankan bisnisnya di dunia ritel.

"Kami menyadari hal ini merupakan transisi yang sulit bagi rekan kerja terdampak, tetapi sangat penting untuk keberhasilan bisnis yang berkelanjutan di masa depan," ujar Hadrianus.

"Ini bukan hal yang mudah, sebagai pemberi kerja yang signifikan di Indonesia, kami sangat memahami pengaruh yang akan ditimbulkan terhadap rekan kerja yang terkena dampak," tambahnya.

Namun, untuk supermarket Hero sendiri yang pada tahun 2018 sudah menutup 26 toko di pulau Jawa dan Sumatera, terdapat 532 karyawan yang terdampak.

"92% karyawan telah menerima dan menyepakati untuk mengakhiri hubungan kerja, serta telah mendapatkan hak sesuai dengan Undang-undang Kementerian Tenaga Kerja RI No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan," kata Corporate Affairs GM Hero Supermarket, Tony Mampuk dalam keterangannya, Minggu (13/1/2019).

Bagaimana penjelasan Hero soal tutup gerai Giant?

Penjelasan Hero Soal Keputusan Menutup 7 Gerai Giant

Direktur PT Hero Supermarket Hadrianus Wahyu Trikusumo membuka suara soal tutupnya 7 gerai Giant, yang diawali dengan penutupan 6 gerai pada 28 Juli 2019.

"Seperti yang telah disampaikan bahwa kami sedang melakukan transformasi bisnis, dan akan berdampak pada beberapa toko kami. Giant akan menutup 6 toko pada 28 Juli 2019," kata Hadrianus kepada detikcom, Selasa (25/6/2019).

Salah satu faktor penutupan ini adalah persaingan ritel makanan di Indonesia yang semakin ketat. Untuk itu, langkah ini diambil Giant sebagai upaya untuk tetap bertahan dalam bisnis ritel ini.

"Ritel makanan di Indonesia mengalami peningkatan persaingan dalam beberapa tahun terakhir karena perubahan pola belanja konsumen. Giant adalah brand yang kuat namun kami harus terus beradaptasi untuk bersaing secara efektif dengan menerapkan program multi-year transformation untuk memberikan peningkatan jangka panjang.

"Kami harus mengubah dan menyegarkan kembali penawaran untuk pelanggan guna memastikan kualitas, serta meningkatkan produktivitas toko untuk keuntungan pelanggan dan keamanan rekan kerja kami. Perubahan ini tidak berarti tanpa tantangan dan kami telah berkomunikasi dengan semua rekan kerja," tambahnya.

Hingga Mei 2019, Giant telah memiliki 125 toko yang tersebar di Indonesia. Artinya, dengan ditutupnya 6 gerai tersebut maka Giant hanya memiliki 119 toko di seluruh Indonesia. Lalu, soal nasib toko Giant lainnya, Handrianus enggan menjawab. Ia menegaskan, apa pun langkah yang akan diambil pihaknya terkait nasib Giant tetap disesuaikan dengan kondisi mitra kerjanya serta akan menginformasikan apabila ada perubahan terkait keputusannya ini.

"Mohon maaf untuk saat ini kami tidak dapat memberikan komentar terkait hal ini, tetapi yakinlah bahwa kami akan menghormati dan memperhatikan rekan kerja dan mengkomunikasikan perubahan apa pun dengan jelas," tegas Hadrianus.

Giant Tutup 7 Gerai Sepanjang 2019
(ang/ang)

Hide Ads