Hal ini dikhawatirkan oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Nunung Rusmiati. Nunung menyebut masih untung ada wisatawan yang ke Bali meskipun naik mobil.
Masalahnya, kalau tiket domestik mahal harganya bisa saja wisatawan lokal memilih pergi ke luar negeri. Mengingat harga tiketnya tidak jauh harganya dibanding harga ke luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, beda cerita bila itu wisatawan asing. Menurut Nunung, kemungkinan mereka harus naik pesawat untuk berpindah-pindah saat mengunjungi Indonesia.
"Mungkin mereka (wisatawan lokal) nggak apa-apa naik mobil, nah coba kalau wisatawan asing? Kan nggak mungkin dia naik mobil harus naik pesawat," kata Nunung.
Menurut Nunung, kalau tiket pesawat mahal harganya bagaimana wisatawan asing mau berkunjung. Terlebih kalau harganya lebih mahal dibanding di negaranya.
"Nah kalau tiketnya mahal gimana dong? Mereka pasti maunya yang murah. Apalagi kalau lebih mahal dari tempat mereka," sebut Nunung.
Padahal pemerintah, menurut Nunung sedang menggalakkan agar turis asing bisa menetap lama bahkan berpindah-pindah di Indonesia. Turis asing, menurut Nunung sebetulnya mau diarahkan untuk mengunjungi banyak destinasi.
"Apalagi programnya itu mau bikin wisatawan asing menetap lama dan multi destination. Misalnya dia ke Jakarta harus ke Yogya juga terus ke mana lagi gitu. Makanya, kita harus bikin tiket murah," jelas Nunung.
(dna/dna)