Luhut menjelaskan proyek yang akan dibahas antara lain tol di Pulau Jawa dan Sumatera hingga proyek perikanan di Natuna.
"Sudah ada beberapa proyek yang segera dilihat dan didiskusikan detail seperti toll road di Jawa, dikombinasikan dengan toll road di Sumatera, dan juga mungkin turis, mungkin juga investasi ikan di Natuna. Atau juga mungkin hydropower di Kalimantan Utara. Jadi banyak sekali sekarang yang kita mau diskusikan dan kita segera maju.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juga termasuk rumah sakit BUMN yang ada 85 itu dan hotelnya yang 75 atau terbalik ya, itu mereka juga berminat masuk," kata Luhut di komplek Istana Presiden, Jakarta, Jumat (10/1/2020).
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto yang juga hadir dalam pertemuan tersebut menjelaskan lembaga bentukan Pemerintah Amerika Serikat (AS) itu akan menyiapkan dana US$ 5 miliar untuk Indonesia,
Jika dirupiahkan dana tersebut sebesar Rp 70 triliun.
"Mereka akan sediakan dana US$ 5 miliar untuk Indonesia. Nilai tersebut termasuk semacam shift capital. Bisa multiplier 4-5 kali, dengan US$ 5 miliar investasi dialokasikan ke Indonesia, itu akan mengundang sekitar US$ 20 miliar," tutur Airlangga di Komplek Istana Presiden.
Adam Boehler menambahkan IDFC menyiapkan pendanaan senilai US$ 60 miliar untuk berinvestasi di negara negara berkembang. Menurut Adam, Jokowi menegaskan fokus untuk pembiayaan investasi mengandalkan modal swasta.
Amerika Serikat pun, kata Adam, siap mendukung Indonesia dalam pembangunan.
"Ini baru pertama kali dibentuk dan saya langsung berkunjung ke Indonesia. Saya sangat senang sekali bertemu dengan Presiden Jokowi. Jelas tadi dari bapak Presiden bahwa fokusnya adalah private capital untuk membangun Indonesia dan Amerika Serikat siap mendukung Indonesia," tutur Adam di lokasi yang sama.
(hns/eds)