Di tahun ini, Angkasa Pura II menargetkan pendapatan Rp12,8 triliun atau meningkat 34% dibandingkan dengan prognosa 2019. Adapun laba usaha pada 2020 diproyeksikan lebih dari Rp 3 triliun dengan EBITDA Rp 5,3 triliun.
"Pendapatan pada tahun ini dikontribusikan dari bisnis aeronautika Rp 6,26 triliun, dan non-aeronautika Rp 6,54 triliun yang di dalamnya sudah termasuk pendapatan kargo. Jadi, pertama kalinya mulai di tahun 2020 ini kontributor pendapatan terbesar PT Angkasa Pura II berasal dari bisnis non-aeronautika yaitu sebesar 51%," ungkap Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergerakan pesawat diproyeksikan mencapai 771.940 atau naik 4,2%, dan pengelolaan kargo naik 4,2% menjadi 802.177 ton.
Target-target tersebut dapat dicapai dengan juga memaksimalkan sinergi anak usaha melalui penerapan corporate parenting strategy dalam bentuk strategic control pada Angkasa Pura II Group dalam hal ini di PT Angkasa Pura Propertindo, PT Angkasa Pura Kargo, PT Angkasa Pura Aviasi, PT Gapura Angkasa, dan PT Angkasa Pura Solusi beserta dua anak usahanya yaitu PT Angkasa Pura Solusi Integra dan PT Angkasa Pura Sarana Digital.
"Seluruh anak usaha ditargetkan meraih pendapatan Rp 3,4 triliun atau sekitar 26,7% dari total pendapatan 2020," ungkap Muhammad Awaluddin.
Bersamaan dengan itu juga, memasuki tahun 2020, PT Angkasa Pura II (Persero) menetapkan brandline baru yakni The Leading Indonesia's Airport Company.
Brandline ini selalu ditampilkan berdampingan dengan logo perusahaan yaitu Sky City atau dunia tanpa batas, yang terdiri dari simbol bola dunia PT Angkasa Pura II.
"Adapun brandline The Leading Indonesia's Airport Company ini berangkat dari berbagai pencapaian dan prestasi PT Angkasa Pura II pada 2016 - 2019," ujarnya.
(zlf/das)