Melalui laman pribadinya disway.id, Dahlan bercerita Bentjok punya banyak tanah. Bisnis Bentjok memang di bidang tanah, alias jual beli tanah.
"Orang Solo akan menyebut orang seperti Benny sebagai pengusaha lemah --lemahe akeh tenan (tanahnya banyak sekali)," tulis Dahlan seperti dikutip detikcom, Kamis (16/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Benny Tjokro Ditahan, Saham Hanson Dibekukan |
Lanjutnya, Benny sudah main tanah sejak muda. Sejak Benny masih berada di Solo.
"Awalnya karena ia jengkel: setiap Batik Keris mau memperluas pabrik harga tanah di sebelahnya sudah naik," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Benny merupakan cucu pendiri Batik Keris, Kasom Handoko Tjokrosapoetro. Karena kebutuhan lahan, Benny muda memutuskan agar membeli tanah yang luas sekalian sehingga kapan pun pabrik diperluas tidak jengkel lagi.
"Ternyata perkembangan Batik Keris tidak terus memerlukan perluasan pabrik. Ternyata jualan rumah lebih cepat mendapat uang --daripada jualan batik," terang Dahlan.
Sebab itu, tanahnya di Solo Baru dijadikan real estate. Itu adalah real estate pertama yang modern di Solo. Dari situ Benny kemudian lebih tertarik ke tanah daripada batik.
Namun, Benny tetap tertarik main saham. Meski Benny tidak rela diberi gelar tukang goreng saham dan beberapa kali ditepisnya, gelar itu sudah amat melekat di lingkungan bursa saham. Memang, banyak sekali perusahaan Benny yang sudah melantai di pasar modal.
"Saya ini lebih tepat dikatakan suka membawa perusahaan ke pasar modal," kata Benny ke media.
Sudah banyak media yang memuat keterangannya seperti itu, bukan penggoreng saham. Namun, penjelasannya itu tidak mampu mencabut gelarnya sebagai tukang goreng saham.