Irwan Hidayat mengatakan, saat itu tidak punya pilihan lain sampai akhirnya harus bekerja di Sido Muncul.
"Seumur hidup saya kerja di Sido Muncul belum pernah saya kerja di tempat lain. Alasannya waktu saya pertama masuk Sido Muncul karena nggak punya pilihan lain," cerita Irwan dalam gelaran Indonesia Millenial Summit (IMS) 2020, di The Tribrata, Jakarta, Jumat (17/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Saya) nggak ngerti kerja sama orang malah jadi seumur hidup gini. Memang tidak maju-maju tapi saya tidak punya pilihan lain. Dari muda tidak ada yang menawari saya kerja. Akhirnya ini yang ada terpaksa," katanya.
"Tapi a blessing in the skies," lanjut Irwan.
Berkat kegigihannya membesarkan Sido Muncul, membuatnya masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia. Menariknya, sebagai orang kaya dia mengaku tidak bisa membaca neraca keuangan.
"Saya nggak pernah baca laporan apa-apa, nggak bisa baca neraca tapi bisa kaya. Saya nggak ngerti neraca tapi akhirnya kaya," ungkapnya.
Kaya Karena Mukjizat
Irwan Hidayat menilai bahwa kekayaannya yang dimilikinya saat ini adalah sebuah mukjizat. Dia awalnya tidak yakin bisa menjadikan Sido Muncul sebagai perusahaan besar.
"Saya kaya itu mukjizat. Waktu itu nggak yakin (bisa membesarkan Sido Muncul)," kata Irwan.
Irwan awalnya meremehkan dirinya yang bekerja di Sido Muncul. Pilihannya bekerja di Sido Muncul adalah pilihan yang 'kepepet'.
"Dari awal pekerjaan kok seperti ini, saya pengennya jadi Kontraktor tapi pilihannya nggak ada," katanya.
Lebih lanjut, Irwan bilang, bisa menjadi orang kaya bukan karena kerja keras. Dia mengaku sebagai orang yang suka bangun siang hingga suka main.
"Orang bilang saya sukses karena kerja keras, enggak. Saya kerja keras karena kaya. Saya dari kecil sampai adik-adik saya hidupnya enak-enak terus. Bukan pekerja keras, bangunnya juga siang. Saya kan dulu pernah di Cawang pergi makan di (pasar) Senen," ucapnya.
(ang/ang)