China Tanam Modal Rp 70 T di RI Tahun Lalu, Kalahkan Jepang

China Tanam Modal Rp 70 T di RI Tahun Lalu, Kalahkan Jepang

Trio Hamdani - detikFinance
Rabu, 29 Jan 2020 12:37 WIB
Petugas Cash Center BNI menyusun tumpukan uang rupiah untuk didistribusikan ke berbagai bank di seluruh Indonesia dalam memenuhi kebutuhan uang tunai jelang Natal dan Tahun Baru. Kepala Kantor perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua mengungkapkan jumlah transaksi penarikan uang tunai sudah mulai meningkat dibanding bulan sebelumnya yang bisa mencapai penarikan sekitar Rp1 triliun. Sedangkan untuk Natal dan tahun baru ini secara khusus mereka menyiapkan Rp3 triliun walaupun sempat diprediksi kebutuhannya menyentuh sekitar Rp3,5 triliun. (FOTO: Rachman Haryanto/detikcom)
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta -

Singapura masih menjadi investor terbesar di Indonesia sepanjang 2019. Namun menariknya China menyalip Jepang sebagai investor terbesar kedua di Indonesia. Jepang pada 2018 menduduki peringkat kedua, baru kemudian China.

Berdasarkan realisasi investasi yang diumumkan Badan Koordinasi Penanaman Modal, investasi dari China US$ 4,7 miliar atau Rp 70,5 triliun selama 2019, mengacu kurs yang dipakai Rp 15.000/US$.

Selama periode Januari-Desember 2019, investasi dari Singapura US$ 6,5 miliar, disusul China US$ 4,7 miliar, lalu Jepang US$ 4,3 miliar, Hong Kong US$ 2,9 miliar, dan Belanda US$ 2,6 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara periode Januari-Desember 2018, investasi dari Singapura adalah US$ 9,2 miliar, disusul Jepang US$ 4,9 miliar, lalu China US$ 2,4 miliar, Hong Kong US$ 2 miliar, dan Malaysia US$ 1,8 miliar.

Bahkan BKPM mencatat China sebagai negara asal investasi terbesar pada periode Triwulan IV-2019, yaitu dengan nilai investasi sebesar US$ 1,4 miliar, diikuti Hong Kong US$ 1,1 miliar, Singapura US$ 1,1 miliar, Jepang US$ 1,1 miliar, dan Belanda US$ 0,5 miliar.

ADVERTISEMENT

Sedangkan pada Triwulan IV-2018, realisasi masing-masing negara adalah, Singapura US$ 2,5 miliar, Jepang US$ 1,2 miliar, Malaysia US$ 600 juta, China US$ 500 juta, dan Hong Kong US$ 400 juta.




(toy/zlf)

Hide Ads