Pemerintah tengah menggarap omnibus law Cipta Lapangan Kerja. Rancangan Undang-Undang ini dibuat untuk menarik investasi ke Indonesia sehingga dapat menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Berkas RUU tersebut rencananya akan diserahkan ke DPR RI akhir pekan ini. Beberapa menteri Kabinet Indonesia Maju pun pede dengan diterapkannya RUU ini maka pertumbuhan ekonomi RI bisa tembus 6% pada periode 2020-2024.
Mengomentari itu, Mari Elka Pangestu, Direktur Pelaksana Bank Dunia terpilih, memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di level 5%, terutama untuk tahun 2020 ini. Pasalnya, masih banyak tekanan global yang harus dihadapi Indonesia.
"Prediksi saya rasa masih sekitar 5%, mungkin masih sedikit di atas 5%. Karena faktor eksternal masih banyak ketidakpastian, kemudian dampak virus corona. Mungkin dari ketidakpastian perdagangan menurut saya masih ada ya," kata Mari usai menghadiri Mandiri Investment Forum 2020, di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Jika pemerintah mengincar investasi untuk berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi, menurutnya investasi itu pun masih menunggu kepastian ekonomi global.
Terkait omnibus law Lapangan Kerja ini, kata Mari akan berkontribusi mengerek perekonomian paling cepat di tahun depan.
"Banyak hal yang tidak pasti sehingga investasi masih menunggu. Dan kita memang melakukan dan kita memang melakukan reformasi struktural tapi menurut saya dampaknya baru akan terasa mungkin tahun depan," paparnya.
Adapun target 6% ini, menurutnya akan diiringi dengan peningkatan defisit transaksi berjalan.
"Kalau mau hitung-hitungan kalau mau 6% pertumbuhan ekonomi kita harus bisa kelola fakta bahwa itu akan terjadi dengan current account defisit (CAD) naik. Jadi kita harus bisa melihat CAD bukan sebagai momok dalam arti waduh naik, waduh ini bencana," imbuh dia.