Merebaknya virus corona tak menghentikan kebijakan impor bawang putih dari China. Pemerintah masih membuka keran impor tersebut karena bawang putih dinilai tak bisa membawa virus corona.
"Berkaitan dengan impor di Tiongkok masih tetap berjalan seperti biasa terbuka, handphone atau bawang putih dan buah-buahan lainnya ini tidak dilarang," kata Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Pemerintah memang tetap membuka keran impor bawang putih mengingat stok dalam negeri kian menipis, dan harga melonjak bahkan tembus Rp 70.000 per kilogram (kg) di DKI Jakarta.
Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan) stok bawang putih tinggal 42.813 ton. Padahal kebutuhan bawang putih di seluruh Indonesia mencapai 47.758 ton per bulannya. Lalu, sampai Maret 2020 mendatang stok bawang putih bakal semakin menipis hingga hanya tersisa sekitar 9.195 ton saja.
Untuk menstabilkan lonjakan harga tersebut, Kemendag akan menerbitkan izin impor bawang putih ketika sudah menerima Rekomendasi Impor Produk Hortikultura dari Kementerian Pertanian (Kementan).
"Bawang putih segera akan dipasok, dari Kementan kan juga ada yang panen. Tadi kami rapat dengan Kementan, segera Kementan akan mengeluarkan RIPH," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Suhanto, di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/2/2020).
Namun, Suhanto tak bisa menyebutkan kapan izin impor itu akan terbit. Kemendag masih menunggu RIPH dari Kementan.
"(Kapan terbit) ke Kementan, menurut beliau sesegera mungkin. Kemendag yang jelas kalau ada RIPH pasti langsung mengeluarkan SPI (Surat Perizinan Impor)," tutur Suhanto.
Adapun volume impornya akan menyesuaikan kebutuhan. Suhanto tak merinci volume impornya, ia hanya menyebutkan kebutuhan Indonesia akan bawang putih per bulannya sekitar 47.000 ton.
"(Impor) sesuai kebutuhan. Kebutuhan secara nasional adalah per bulan 47.000 ton," ujar dia.
Suhanto mengakui harga bawang putih ini sudah melambung, sehingga ketika impor sudah terlaksana, harapannya harga bawang putih kembali normal di level Rp 30.000-35.000. "Ya harus (stabil). (Normalnya) sekitar Rp 30.000-35.000," imbuh Suhanto.
Kepada pengusaha bawang putih sendiri, ia mengimbau agar pasokan langsung dikeluarkan ke pasar, sehingga tak ada kekurangan yang dapat menyebabkan harga kian meningkat.
"Kami sedang mengimbau agar para pelaku usaha yang masih punya stok untuk segera gelontorkan bawang putihnya," pungkas dia.
(fdl/fdl)