Susahnya Sembuhkan Macet Jakarta

Susahnya Sembuhkan Macet Jakarta

Anisa Indraini - detikFinance
Sabtu, 15 Feb 2020 11:30 WIB
Kemacetan di Jakarta terparah ke-10 berdasarkan kondisi lalu lintas saat jam sibuk dari 416 kota dari 57 negara di dunia yang disurvei TomTom, 2019.
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho

Saran Agar Masyarakat Mau Menggunakan Angkutan Umum

Djoko mengatakan, pemerintah bisa mendorong penggunaan angkutan umum dengan menerapkan strategi push policy, alias mendorong penggunaan angkutan umum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mendorong penggunaan angkutan umum, pemerintah harus mempersulit masyarakat menggunakan kendaraan pribadi seperti menerapkan ganjil genap, jalan berbayar alias electronic road pricing (ERP), hingga menaikkan tarif parkir.

"Push-nya bentuknya banyak, misalnya ganjil genap, tarif parkir tinggi, kemudian ERP. Pokoknya orang dihambat untuk menggunakan kendaraan pribadi," kata Djoko.

ADVERTISEMENT

Menurutnya, banyak masyarakat yang memilih menggunakan kendaraan pribadi karena ongkosnya murah atau tidak jauh berbeda dengan menggunakan transportasi umum. Ia pun menyarankan agar tarif parkir dinaikkan menjadi Rp 50 ribu untuk motor dan Rp 100 ribu untuk mobil.

"Di negara-negara manapun yang angkutan umumnya bagus itu mahal. Parkir di tengah kota itu bisa 20-40Γ— lipat dari tarif naik angkutan umum. Di kita murah Rp 2-4 ribu setara dengan angkutan umum. Coba kalau satu parkir Rp 50 ribu untuk motor, Rp 100 ribu untuk mobil, pasti dia mikir," ujarnya.

Selain itu, ada juga pull policy alias strategi untuk menggiatkan penggunaan transportasi umum. Dengan cara ini, pemerintah harus mempermudah masyarakat naik angkutan umum. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menurunkan atau menggratiskan tarif angkutan umum, hingga memberikan pelayanan sampai 24 jam.

"Pull-nya, orang menggunakan angkutan umum itu dipermudah. Seperti tarifnya murah, mungkin ada yang gratis, pelayanannya sampai malam ada 24 jam," sebutnya.

Susahnya Sembuhkan Macet Jakarta

(ara/ara)

Hide Ads