Ingat! Jangan Panic Buying, Stok Sembako Aman

Ingat! Jangan Panic Buying, Stok Sembako Aman

Soraya Novika - detikFinance
Selasa, 03 Mar 2020 06:30 WIB
Warga berbelanja di Naga Swalayan, Jatiwaringin, Jakarta Timur, Senin (2/3/2020). Hand Sanitizer banyak diburu warga namun pihak managemen hanya memberikan kesempatan 1 pelanggan hanya boleh membeli 2 buah.
Foto: Agung Pambudhy

Pemerintah segera mengumumkan strategi sekaligus imbauan kepada masyarakat mengenai stok bahan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Langkah ini diambil karena terjadi panic buying alias aksi borong bahan pangan besar-besaran gara-raga virus corona masuk Indonesia.

"Pak Mendag akan jumpa pers besok, termasuk langkah-langkah yang diambil," kata Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Suhanto saat dihubungi detikcom, Jakarta, Senin (2/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Sekretaris Kementerian Perekonomian Susiwijono menambahkan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto akan mengumumkan informasi tersebut bersama-sama dengan seluruh pelaku usaha. Lokasi konfrensi pers di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.

"Nah kebetulan besok ada acara yang mengumpulkan semua asosiasi ritel di Hotel Borobudur, momennya soal ketersediaan bahan makanan untuk hari raya keagamaan nasional karena menjelang puasa. Karena lagi kumpul semua, Pak Mendag besok akan menyampaikan rilis bersama asosiasi kepada publik," Kata Susiwijono.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan laporan dari para pelaku usaha pusat perbelanjaan, Susiwijono menyebut stok kebutuhan makanan sehari-hari sangat aman. Bahkan pihak asosiasi seperti Hippindo dan Aprindo akan menyebarkan surat edaran kepada masyarakat agar tidak melakukan panic buying.

Dari sisi pemerintah juga akan menginstruksikan kepada pelaku usaha di hulu khususnya produsen kebutuhan sehari-sehari agar menyesuaikan frekuensi pasokan.

"Koordinasi dengan pemerintah tadi Hippindo dan Aprindo sudah menyampaikan intinya permintaan dari pihak pemerintah juga menyampaikan ke publik, kira-kira menyampaikan bahwa stok cukup sehingga tidak perlu panic buying yang nanti malah menimbulkan gejolak di masyarakat," tutur Susiwijono.


(fdl/fdl)

Hide Ads