Harga masker dan hand sanitizer kini tembus ratusan ribu rupiah. Hal ini karena masyarakat memborong dan menyimpan produk tersebut untuk mengantisipasi virus corona.
Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio mengungkapkan pemerintah seharusnya mengeluarkan pernyataan yang tegas dan jelas ke masyarakat agar harga barang terkait tidak mengalami lonjakan.
"Memang harga (masker dan hand sanitizer) itu tidak bisa diatur karena barang bebas. Kenaikan ini tidak bisa dikendalikan karena tidak ada kejelasan dari pemerintah," kata Agus saat dihubungi detikcom, Rabu (4/3/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, pemerintah juga harus membuat pernyataan yang kompak dan terstruktur dari satu pintu. "Pemerintah juga harusnya jangan bikin panik, harus menenangkan masyarakat juga," jelas dia.
Agus menjelaskan, untuk mengatur harga agar tetap normal bisa dilakukan dengan pembatasan pembelian. Misalnya satu orang bisa membeli tapi dibatasi, sehingga pasokan tetap mencukupi.
Baca juga: Ada Masker Rp 2.000, Bagaimana Kualitasnya? |
Selain masker, ini juga berlaku untuk komoditas rempah-rempah yang disebut bisa menangkis penyebaran virus corona. "Sama seperti empon-empon, waktu ada ahli bilang kalau itu bisa tangkis corona, seperti jahe merah dan lain lain langsung harganya naik," jelas dia.
Sebelumnya, dari penelusuran detikcom, ada penjual yang menjajakan maskernya di aplikasi Shopee dengan nama toko filter.jr.red9. Masker Rp 31 juta tersebut dijual dengan ukuran 1 box isi 50 lembar. Dari keterangan toko, produknya ia kirim dari Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
(kil/ara)