Bahkan, menurut Maulana, industri hotel dan pariwisata sudah babak belur karena penurunan okupansi yang signifikan.
"2 hari ini sudah kelihatan. Sudah babak belur," kata Maulana ketika ditemui awak media dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Menurutnya, penurunan itu sudah terasa sejak fase pertama di mana virus corona dinyatakan merebak mulai dari China. Namun, ternyata tamparan itu tak kunjung usai ketika memasuki fase kedua yakni ada 2 WNI yang dinyatakan positif virus corona.
"Memang kalau di sektor pariwisata saat ini, kejadian begitu ada masuk ke fase kedua, itu ada cancel, cancel, cancel. Okupansi langsung drop semuanya. Karena kan ini masalah pasar domestik," terang Maulana.
Menurut Maulana, penurunan okupansi di sekitar 6.000 hotel di seluruh Indonesia mencapai 30-40% dalam 3 hari terakhir. Pasalnya, tak hanya wisatawan mancanegara (wisman) yang menunda perjalanan ke Indonesia, wisnus pun membatalkan perjalanan wisatanya di dalam negeri.
"Kita kan awalnya pasar domestik yang 2018 kita sampaikan pergerakan (wisnus) 303 juta, begitu 2019 terjadi penurunan karena tiket mahal. Jadi 275 juta. 2020 kita harapkan bergerak ternyata ada wabah corona," pungkas Maulana.
(dna/dna)