"Itu akan efektif kalau dari akun itu bisa kelihatan siapa nama, alamat dan posisinya ada dimana. Saya kira itu perlu ada suspend dari e-commerce itu sendiri. Misalnya kalau harga sudah di atas 10% dari harga normal, menurut saya itu sudah mengambil keuntungan di atas penderitaan orang," kata Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad kepada detikcom, Senin (24/3/2020).
Meski begitu, kenaikan harga masker hingga hand sanitizer perlu dilihat apakah berasal dari pedagang e-commerce atau dari pabrik. Jika dari pabrik sudah ada kenaikan harga yang tidak wajar, maka pemerintah melalui Satuan Tugas (Satgas) harus turun tangan.
"Kenaikan ini pada level di e-commerce pedagang perantaranya atau di level pabrik. Kalau di pabrik ya memang satgas harus turun tangan. Nggak boleh naik sampai di atas 20-30%, berarti mengambil keuntungan di atas penderitaan orang," ucapnya.
Tauhid menilai, Satgas seharusnya tidak hanya fokus kepada pangan melainkan juga kepada peralatan medis. Mengingat saat ini petugas medis sudah kesulitan untuk mencari alat-alat kesehatan tersebut.
"Pemerintah kan bentuk Satgas, harus turun tangan dalam rangka mengatasi itu semua, bukan hanya pangan. Tapi alat-alat kesehatan yang dijual sangat mahal itu Satgas harus turun tangan karena kalau tidak ditangani akan banyak orang yang menderita," ujarnya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal. Menurutnya, dengan menutup toko online adalah salah satu cara untuk mengurangi pelaku usaha yang nakal.
"Enforcement (penegakkan) dan punishment (hukuman) seperti itu salah satu cara yang dibutuhkan untuk menekan praktik-praktik tersebut," imbuhnya.
Penyelenggara e-commerce yang sudah mengambil tindak tegas terhadap toko online nakal adalah Tokopedia.
"Menanggapi harga atau judul atau deskripsi tidak wajar atas produk kesehatan maupun kebutuhan pokok lain sebagai dampak dari COVID-19, Tokopedia telah menutup permanen ribuan toko online dan melarang tayang puluhan ribu produk yang terbukti melanggar," ujar VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak dalam keterangan resmi yang diterima detikcom, Senin (23/3/2020).
Selain Tokopedia, Bukalapak juga akan menutup toko online yang jualan masker, hand sanitizer, maupun produk lainnya dengan harga gila-gilaan. Terutama, memanfaatkan momen penyebaran corona demi meraup untung selangit
"Bukalapak akan menindak secara tegas pelapak yang memanfaatkan situasi pandemi untuk meraup keuntungan tidak wajar dan menghalangi akses masyarakat untuk mengakses produk tersebut sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama," kata Head of Corporate Communications Bukalapak, Intan Wibisono kepada detikcom, Selasa (24/3/2020).
"Di take down sudah pasti. Ditutup toko online-nya," lanjut Intan.
(hns/hns)