"Stimulus fiskal melalui BLT sudah sangat urgent disalurkan. Di masa krisis seperti ini, lupakan sejenak sisi suplai, fokus kepada sisi permintaan yang saat ini mulai terganggu," tuturnya kepada detik, Rabu (25/3/2020).
Menurutnya program pengembangan kapasitas ekonomi seperti pembangunan infrastruktur sebaiknya ditunda dulu. Pemerintah harus fokus menjaga daya beli masyarakat seperti BLT.
"BLT khusus disertai beberapa program bantuan sosial yang sudah ada atau berjalan (seperti PKH dan BPNT) diharapkan dapat menopang sektor konsumsi sebagai sektor yang memiliki kontribusi yang sangat signifikan (55-56%) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," tambahnya.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menambahkan, wabah COVID-19 dampaknya terhadap aktivitas sosial dan ekonomi sangat besar dan jauh dari yang sudah diperkirakan. Menurutnya tidak ada stimulus yang bisa menahan kejatuhan ekonomi selama wabahnya sendiri belum bisa diatasi.
"Semakin lama wabah berjangkit akan semakin besar lagi dampak negatifnya," tuturnya.
Penyaluran BLT saat ini sendiri menurut Piter manfaatnya bukan untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Melainkan untuk mengurangi dampak negatif wabah corona. Sehingga hal itu sangat penting untuk dilakukan.
"BLT kita butuhkan untuk mengurangi dampak negatif wabah corona terutama bagi kelompok miskin. Mereka yang kehilangan pekerjaan dan income akibat virus corona. Merekalah yang harus menjadi target penyaluran BLT," tuturnya.
Namun mereka mewanti-wanti pemerintah agar menyalurkan BLT itu dengan tepat. Salurkan bagi mereka yang paling terdampak seperti mereka yang terkena PHK, ojol dan taksi online hingga pedagang kaki lima.
(das/hns)