Dampak penutupan akses ke alun-alun Kota Tegal, Jawa Tengah, sejumlah pedagang mengeluh sepi pembeli. Pendapatan mereka turun drastis dibanding sebelum diberlalukan karantina wilayah.
Sunarti (51) seorang pedagang makanan di bundaran alun alun mengaku kehilangan banyak pelanggan sejak akses jalan ke alun alun ditutup total. Dampak penutupan jalan, pendapatan warga Randugunting dari berjualan makanan ini turun drastis.
"Kalau hari Jumat mulai pukul 08.00 sampai malam hari biasanya pendapatannya mencapai Rp 400.000 ribu per hari. Tapi hari Jumat ini dari pagi sampai siang baru mendapat Rp 38.000," keluhnya saat ditemui Jumat (27/3/2020) siang.
Sunarti mengaku sudah berjualan di alun-alun Kota Tegal sejak Agustus 1995. Hasil dagangan yang didapat digunakan untuk menghidupi 5 anak.
"Jadi meski sepi kayak gini harus tetap terus berjualan untuk memenuhi kebutuhan keluarga," terang Sunarti.
Sebagai pedagang makanan, pendapatan yang diperoleh sebenarnya tidak mencukupi, tapi karena ditopang dari bantuan PKH (Program Keluarga Harapan), Sunarti bisa tetap memberi makan anak anaknya.
"Alhamdulillah saya mendapat bantuan dari Pemerintah berupa PKH berupa beras 15 kg, telor 1 kg lebih tiap bulan sedangkan uang tunai Rp 800.000 yang diterima tiap tiga bulan sekali," kata Narti bersyukur.
Soal rencana penutupan total di Kota Tegal, Sunarti akan memilih tinggal di rumah bersama keluarga. Dia akan kembali berdagang bila suasananya kembali normal.
"Kalaupun tetap dagang juga tidak akan habis. Tidak ada pembeli. Semua lampu jalan dimatikan jadi tidak ada orang keluar rumah," sambungnya.
Keluhan serupa disampaikan pedagang minuman, Sutarso (32). Hasil dagangan dia setiap hari rata rata Rp.300 - 400 ribu. Omzet penjualan pria ini kemudian turun sejak diberlakukan penutupan Alun-alun.
'Saban hari Rp 50.000 saja belum dapat. Sekarang sepi," ujar Sutarso.
Jumlah pedagang kaki lima di bundaran Alun-alun saat ini sebanyak 143 orang. Sejak penutupan akses masuk ke Alun-alun hanya 9 pedagang yang masih bertahan, termasuk Sunarti, dan Sutarso.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak hanya PKL, pemilik toko di sekitaran alun alun juga terkena dampaknya. Mereka terkena imbas dari penutupan jalan lima hari lalu. Beberapa pemilik toko menjelaskan, omset turun 55-60 persen sejak akses masuk Alun-alun ditutup.
"Dari pagi sampai malam sepi tidak ada pembeli. Saya pasrah karena anjuran dari pemerintah mau gimana lagi. Bisanya kalau jalan tidak ditutup pembeli lumayan bisa buat makan, tapi saat ini sama sekali tidak ada pembeli satupun," kata Atik, pemilik toki kelontong.