Sejumlah perusahaan terutama di wilayah Jabodetabek menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Kondisi lalu lintas dan angkutan umum di Jabodetabek pun sepi penumpang.
Begitu juga dengan jumlah pesanan bagi driver ojek online (ojol) dan taksi online. Salah satu ojol yang beroperasi di wilayah Jakarta Selatan, Eko (31) mengaku pendapatannya anjlok hingga 80% karena sepi penumpang.
"Untuk order penurunan sangat drastis, Terutama order antar penumpang. Pendapatan saya jauh berkurang bisa sampai 80%," ungkap Eko kepada detikcom, Selasa (31/3/2020).
Ia yang biasanya bisa mendapat pesanan lebih dari 30 perjalanan dalam satu hari, kini hanyalah 5 perjalanan sejak banyak orang yang bekerja dari rumah. Dua pekan terakhir ini, ia yang biasanya dapat memperoleh Rp 200.000 per hari, kini hanya Rp 20.000-30.000 per hari.
"Sekarang bisa saja Rp 50.000 tapi harus keluar subuh, pulang larut malam. Banyak di antara kami yang dapat hanya Rp 20.000- Rp 30.000," jelas Eko.
Senada dengan Eko, Padil (21) yang juga ojol namun beroperasi di wilayah Bekasi Timur juga mengalami penurunan pesanan.
"Order yang biasanya 22-25 per hari, kalau kondisi kayak gini paling hanya 1-2. Pendapatan saya biasanya Rp 150.000-Rp 200.000 per hari, sekarang mah Rp 50.000 saja susah," urai Padil ketika dihubungi secara terpisah.
Padil membeberkan, pesanan mengantar penumpang yang menurun drastis tak tertutup meski ada beberapa pesanan makanan atau mengantar paket masuk.
"Antar makanan atau paket dapat pesanan saja sudah lumayan. Yang lumayan antar paket karena jauh, tapi kalau makanan sedikit untungnya karena dekat jaraknya," imbuh dia.
Bagaimana nasib driver taksi online di tengah geger corona? Klik halaman selanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT