Kantong Tipis Imbas Corona, Driver Online Bisnis 'Palugada'

Kantong Tipis Imbas Corona, Driver Online Bisnis 'Palugada'

Vadhia Lidyana - detikFinance
Selasa, 31 Mar 2020 16:37 WIB
Tarif baru batas bawah dan batas atas ojek online telah berlaku sejak Senin (2/9/2019). Tarif diatur berdasarkan zonasi.
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) berdampak pada jumlah pesanan antar-jemput driver ojek online (ojol) dan taksi online. Sepinya pesanan menekan pendapatan per hari para driver hingga 80%.

Salah satu driver taksi online yang beroperasi di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, yang berinisial MS (50) hanya memperoleh pendapatan Rp 20.000-Rp 30.000 per hari.

"Kalau dapat order 1-2 sekarang ini, Rp 20.000 saja sudah untung," ungkap MS kepada detikcom, Selasa (30/3/2020).

Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, ia pun mencari pekerjaan sambilan, seperti berjualan berbagai produk yang sedang diincar masyarakat, misalnya hand sanitizer.

"Apa saja saya jalanin. Saya jualan istilahnya palugada, apa lu mau gue ada. Kemarin saya jualan hand sanitizer. Apa saja yang penting menghasilkan uang," jelas MS.


Selain MS, Maryono (50) yang juga berprofesi sebagai driver taksi online di wilayah Kabupaten Bekasi juga bernasib sama. Ia seringkali menghabiskan bahan bakar hanya untuk memutar suatu wilayah demi mencari pesanan, dan hasilnya kerap kali nihil.

"Tiga minggu sekarang ini, istilahnya buat belanja dapur saja sudah susahnya luar biasa. Kalau dapat satu pesanan dari sini ke Jakarta, untuk menunggu order selanjutnya walaupun sudah 3-4 jam nggak dapat. Akhirnya pulang, bensin habis dan kepotong dari aplikator 20%," tutur Maryono ketika dihubungi detikcom secara terpisah.

Maryono sebenarnya membuka usaha laundry, namun pekerjaan sampingannya itu juga turut 'ditampar' corona.

"Tapi laundry juga pengaruhnya drastis. Sehari biasanya 6 orang mencuci. Sekarang paling hanya 2 orang, corona ini pengaruh besar, karena orang paling kalau laundry takut kecampur sama orang yang positif," urainya.


Tak cuma driver taksi online, driver ojol juga berupaya mencari pekerjaan sampingan, seperti yang dilakukan Eko (31).

"Untuk kegiatan lain mungkin jadi supir, itu juga mulai Senin kemarin sudah susah karena banyak jalanan ditutup," keluh Eko.

Berbeda dengan yang lainnya, seorang driver ojol yang berdomisili di Bekasi Timur, Padil (21) mencoba mencari kegiatan demi mengisi waktu luangnya akibat sepi orderan. Padil ingin mencoba menjadi relawan penanggulangan corona di Bekasi.

"Lagi coba daftar jadi relawan COVID-19 tapi belum dapat kabar," ujar Padil ketika dihubungi detikcom melalui pesan singkat.


Meski ia kini hanya memperoleh pendapatan tak sampai Rp 50.000 per hari, namun ia ingin mencurahkan tenaganya demi memerangi pandemi tersebut.

"Biar menambah pengalaman, siapa tahu tenaga saya bisa terpakai," tutupnya.


Hide Ads