"Menurut saya pemerintah nggak boleh ragu-ragu," kata Didik saat acara diskusi 'Meneropong Fiscal Policy Atasi Corona, Jakarta, Selasa (31/3/2020).
Dia mengungkapkan, riset big data yang dilakukan Indef ini mencakup 145 ribu percakapan yang dilakukan oleh 135 ribu orang di jagat media sosial maupun fitur informasi online.
"Hasilnya riset itu, mengumpulkan informasi dari cloud dari 145 ribu percakapan, dari 145 ribu percakapan itu yang buzzer-buzzer itu sudah dihilangkan, ini dari Twitter dan majalah online, dari situ ada 135 ribu orang, sekarang dari percakapan itu 66,28% setuju lockdown," jelas pendiri INDEF itu.
Selain itu, Didik juga mengapresiasi langkah pemerintah yang menyiapkan anggaran mencapai Rp 405,1 triliun untuk menanggulangi virus corona. Anggaran tersebut jauh lebih besar dibandingkan pada saat pemerintah hanya menyiapkan anggaran sekitar RP 10,3 triliun.
Adapun total dana insentif yang mencapai Rp 405,1 triliun dialokasikan sebesar Rp 75 triliun untuk belanja bidang kesehatan, Rp 110 triliun untuk perlindungan sosial, Rp 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat (KUR), serta Rp 150 triliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional.
(hek/hns)