Sukabumi Panen Raya Beras & Jagung, Stok Aman 11 Bulan ke Depan

Sukabumi Panen Raya Beras & Jagung, Stok Aman 11 Bulan ke Depan

Abu Ubaidillah - detikFinance
Senin, 06 Apr 2020 12:51 WIB
panen
Foto: shutterstock
Jakarta -

Di tengah pandemi Covid-19, petani di daerah Sukabumi tetap panen raya padi dan jagung. Mereka bahkan mencapai surplus hingga 124.077 ton dan cukup untuk kebutuhan hingga beberapa bulan ke depan.

"Iya benar di Kabupaten Sukabumi saat ini sedang panen raya padi dan jagung yang dimulai dari bulan Februari dan masih tetap berlangsung hingga bulan April," ujar Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Sukabumi, Ajat Sudrajat dalam keterangannya, Senin (6/4/2020).

Menurut Ajat, panen raya ini telah berlangsung sejak bulan Februari 2020 seluas 32.295 hektare atau setara beras 126.146 ton. Di bulan Maret seluas 30.342 hektare atau setara beras 97.519 ton dan pada bulan April diperkirakan seluas 10.857 hektar atau setara beras 42.407 ton.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, Ajat menyebut panen raya padi pertama pada tahun 2020 menghasilkan 73.494 hektare atau setara beras 187.065 ton dan karena total konsumsi Kabupaten Sukabumi mencapai 20.996 ton per bulan, maka panen ini surplus hingga 124.07 ton atau dapat bertahan hingga 11 bulan. Angka tersebut dihitung dari total hasil panen dikurangi konsumsi beras selama 3 bulan masa panen yakni sebanyak 62.998 ton.

Capaian tanam pada periode Oktober 2019 - Maret 2020 memiliki sasaran sebanyak 108.897 hektare dan capaian tanam seluas 109.406 hektare yang artinya, capaian tanam mencapai 100.47% dari sasaran tanam.

ADVERTISEMENT

Selain padi, Ajat juga menyebut Kabupaten Sukabumi tengah panen raya jagung. Pada bulan Maret seluas 11.072 hektare atau setara dengan jagung pipil kering sebanyak 62.889 ton dan di bulan April seluas 660 hektare atau setara padi pipil kering sebanyak 3.749 ton. Secara keseluruhan, panen raya padi bulan Maret hingga April seluas 11.732 dan memproduksi 66.638 jagung pipil kering.

Pada kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi menyebut bahwa geliat petani di tengah situasi darurat pandemi Covid-19 tak menurun. Komando Strategi Penggilingan Padi (kostraling) digerakkan agar penggilingan menyerap gabah langsung di petani dan modal bisa diperoleh dari KUR serta sumber lainnya.

"Dengan Kostraling, beras dari penggilingan bisa dijual langsung maupun online kerjasama dengan startup," ujar Suwandi.

Ia menambahkan, upaya lain yang dilakukan untuk menghadapi panen raya adalah membangun kemitraan dengan pelaku usaha, melancarkan distribusi dengan bantuan angkutan, penyaluran alat pasca panen, bantuan benih, gerakan olah tanah, dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Bahkan pemerintah daerah ikut menyerap hasil panen untuk pegawai ASN maupun pasar murah.

Berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) BPS, diperkirakan bulan Maret akan terjadi panen padi hingga 1.1 juta hektar dengan perkiraan produksi 5.6 juta ton gabah kering atau setara 3.2 juta ton beras. Stok beras nasional masih 3.51 juta ton, Bulog masih 1.65 juta ton, penggilingan 1.07 juta ton, dan di pedagang 92 juta ton.

Dengan kebutuhan beras bulan Maret sebesar 2.49 juta ton, maka terdapat surplus 698 ribu ton. Sementara pada bulan April Diperkirakan produksi gabah kering giling mencapai 8.8 juta ton atau setara beras 5.04 juta ton dengan konsumsi 2.5 juta ton. Diperkirakan masih surplus 2.53 juta ton.

Pada bulan Maret, secara nasional panen jagung mencapai 5.47 juta ton dan masih ada stok jagung di Gabungan Pengusaha Makanan Ternak sebanyak 661 ribu ton dengan konsumsi 2.46 juta ton, maka masih terdapat surplus hingga 3.68 juta ton.

Selain itu, pada bulan April diperkirakan akan panen lagi 2.87 juta ton dengan konsumsi mencapai 1.93 juta ton. Setelah diakumulasi dengan sisa stok Maret, maka diperoleh surplus hingga 4.62 juta ton.

Sehingga masyarakat tak perlu mengkhawatirkan ketersediaan pangan karena pemerintah dan petani terus berjuang. Masyarakat diharapkan tetap mematuhi imbauan pemerintah untuk tetap berada di rumah karena persediaan pangan tetap terjaga saat pandemi Covid-19.




(mul/mpr)

Hide Ads